ADMIRE by Cikadev
BLEACH - TITE KUBO
Chapter I
“Dia
sangat misterius.. apa aku mulai mengaguminya.. atau menyukainya??”
Aku adalah Kuchiki Rukia, umurku 16 tahun aku
adalah seorang gadis yang sangat berbeda dengan gadis lainnya, karena aku suka
dibilang aneh, tomboy tapi cukup menyenagkan. Hehhe.
“Hei, Rukia jangan melamun.” Ucap seseorang
padaku.
“Huh, ia kakakku yang bawel.”Jawabku sambil
meladeknya,dia adalah Kuchiki Byakuya kakakku.
“Ayolah jangan lelet, hari ini kan tahun
ajaran baru apa kau tidak ingin bergegas sampai ke sekolah dan mencari kelas
barumu.” Ucapnya dengan panjang lebar.
“Iya,iya.. tunggu sebentar .” jawabku. Aku dan
kakakku memang berada satu sekolah yang sama yang membedakan hanyalah kelas,
sekarang dia kelas 3 dan aku kelas 2 SMA.
“Rukiaaaaaaa.. kalau kau masih lelet juga aku
tinggal ia.” Tereak Byakuya.
“Hahaha, aku sudah siap.” Kataku yang berlari
ke arah pintu sambil memakai sepatu dan dengan sebuah roti dimulutku,’ hehe.’
“Dasar pemalas, lelet.” Ejek kakak sambil
mengeplak palaku dengan bukunya.
“Aaaawww, sakit tau.” Erangku sambil mengelus-elus kepala yang dipukulnya.
“Hahaha, makanya jadi orang tepat waktu dong,
jadi perempuan jangan pemalas.” Tawanya sambil mengejekku.
“Aaahhh, bawel.” Jawabku singkat.
Disepanjang perjalanan menuju sekolah kamipun
bertemu teman-temanku dan teman kakak, aku bertemu Renji, Hitsugaya, dan Ishida sahabat karibku dan aku
juga bertemu dengan teman kakak yaitu, Ukitake, Urahara, Kenpachi dan si
Kurosaki yang misterius. Entah sejak kapan aku memperhatikannya dan mulai
mengaguminya.
“Hoi, Rukia kenapa bengong??” Tanya Renji yang
memecahkan lamunanku.
“E..eehh, tiadak apa-apa kok.” Jawabku kaget.
“Yang benar??” sahut Hitsu.
“Benarr!! ngeyel banget si kau Hitsu.” kataku.
“Yeee,, aku bukannya ngeyel, tapi sejak kau
dekat dengan para senpai sepertinya ada salah satu dari mereka yang menarik
pandanganmu.” Goda Hitsugaya kepadaku.
“Aaahh,, tidak.” Kataku sambil memalingkan mukaku
yang mulai merona.
“Hahaha,, apa katamu Hitsu?? Rukia tertarik
pada senpai cowok, bukanya dia cowok??” kata Renji yang terlihat jelas-jelasan
meledek.
“Heii, kurang ajar kau baboon, aku masih suka
cowok tau.” Ucapku sambil mengerucutkan bibirku.
“Ehemm.. kalian berisik sekali.” kata Ishida
yang dari tadi terdiam dan hanya mendengarkan percakapan kami.
“Tau, ni si baboon dan anak SD berisik.”
Ledekku kepada Renji dan Hitsugaya.
Renji
dan Hitsu salimg menatap kemudian tertawa bersamaan “Hahahahah.” Dan mereka
melayangkan jitakan dikepalaku.
Seteleh kami lumayan lama berjalan kamipun
tiba di sekolah.
“Rukia, kami duluan ia.” teriak kakakku dan
para senpai kecuali Kurosaki senpai yang hanya tersenyum kecil.
“Yo, senpai.” kataku sambil tersenyum.’Tidak
ku sangka ternyata dia dapat tersenyum
juga.’ kataku dalam hati sambil bingung melihat ke arah Kurosaki senpai.
“Yasudah mari kita juga masuk.” ajak Renji
sambil menyeret tanganku.
^^^^^^^
Aku, Hitsu, Renji dan Ishida masuk ke sekolah
dan mencari kelas masing-masing, ternyata kami semua sekelas lagi.’ Hahaha.’
memang dasar kami soulmate, tidak ku sangka dapat sekelas lagi dengan mereka.
Kamipun duduk di tempat masing-masing, seperti
biasanya aku memilih tempat duduk dekat jendela, entah mengapa itu adalah
tempat duduk favoritku di kelas, Renji duduk di belekangku dan Hitsu di
sampingku sedangkan Ishida seperti biasanya dia memilih tempat duduk paling
depan maklum dia kan murid terpintar di Shinigami High School, meski kami
berbeda karakter kami selalu ingin bersama dan selalu dekat.
Jam pelajaran pun dimulai, sesuai jadwal
pelajaran baru dijam pertama kelasku adalah pelajaran Ichimaru sensei, yap
pelajarannya adalah pelajaran yang membosankan karena kami harus manghitung dan
manghitung dengan rumus-rumus yang bikin otakku ingin meledak *lebaii.
Aku
yang malas memperhatikan Ichimaru sensei mengoceh tidak jelaspun memelingkan
wajah ke arah jaendela dan memandangi lapangan olahraga yang ternyata ada anak
kelas 3 matakupun tertuju pada warna rambut yang mencolok, ia itu adalah
Kurosaki senpai, sosok laki-laki misterius dan sangat pendiam.
“Pletak, aduhhhh.” akupun kaget dan mengaduh
kesakitan, sambil mengelus-elus kepalaku.’iiitaaaiiii.’ eluhku.
“Kenapa kau melamun Kuchiki??” tanya Ichimaru
sensei yang menimpuk kepalaku dengan spidol.
“Iii..ituu, daijoubu sensei, aku hanya sedikit
mengantuk.” kataku sambil beralasan.
“Oohh,, kau mengantuk.” uacapnya.
“Un,, sensei.” jawabku cepat.
“Kalau kamu mengantuk mendingan kamu cuci
muka, kemudian berdiri di luar kelas sampai jam pelajaran saya selesai.”
katanya yang terlihat agak marah.
“haii, sensei, gomenasai.” kataku sambil
berjalan ke luar kelas.
‘hmm..
sebenarnya suka tidak suka si dihukum, akhirnya bisa melarikan diri dari
pelajaran matematika, tapi gak bisa liatin Kurosaki senpai yang sedang olahraga
kussoo.’ gumamku yang sedang berdiri di luar kelas.
Tidak lama kemudian sosok seseorang yang ku
kagumi lewat di depanku, ia tampak cool setelah olahraga, iapum berjalan
melewatiku, entah mengapa aku menjadi gugup dan merasa malu.. walaupun aku tau
dia tiadak menatapku.
^^^^^^^
Setelah hukuman selesai akhirnya istirahatpun
tiba.
“Rukia, kenapa tadi kau melemun begitu??”
Tanya Ishida.
“Hmm.. gapapa kok.” Jawabku santai.
“Eehh, Ruki, tadi kau bengong di kelas bukan karena
nagantuk kan??” Tanya Renji. “Aku
memperhatikan sikapmu di kelas tadi.” Sambungnya.
“Gak kok bener deh aku cuma nagntuk.” Kataku
meyakinkannya.
“kalau kau suka dengan Kurosaki senpai bilang
saja, terus kenapa gak cari tau tentang
dia dari Byakuya senpai dia kan teman dekatnya.” Kata Renji yang benar-benar
membuatku salah tingkah dan kehilangan kata-kata.
“Renji jangan sok tau ia.” Sahutku kesal
karena takut ketahuan bahwa aku memang mulai suka dan mengagumi Kurosaki
senpai.
“Jangan menyembunyikan perasaanmu dariku, kau
pikir kita sudah berteman berapa lama??” Ucapnya.
“Gakk tau ahh,, gak peduli.” Kataku, Renji
hanya menatapku dengan senyum nakalnya sedangkan Hitsu dan Ishida yang sedari
tadi mendengar percakapan kami hanya terkekeh geli.
^^^^^^^
Setelah seharian di sekolahpun, akhirnya kami
pulang.
“Ruki, lama sekali si kau kutunggu dari tadi.”
Seru Byakuya yang sedari tadi menunggu Rukia di gerbang sekolah.
“Gomen membuatmu menunggu.” Jawabku singkat.
Kamipun berjalan menuju rumah.
“Tadaima.” Kataku dan kakak sesampainya di
rumah.
“Selamat datang.” Sahut ibu menyambut
kedatangan kami.
Akupun langsung pergi ke kamarku untuk
mengganti pakaian, tidak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kamarku.
“Tok..tok.. Rukia, boleh aku masuk??” Kata
kakak dari luar kamar.
“Ia, silahkan.” Jawabku, kemudain kakak pun
masuk ke kamarku.
“Hmm,, ada apa kak??” Tanyaku.
‘’Gapapa kok hanya ingin mengobrol saja.”
Jawabnya.
“Ooohh.....” tanggapku singkat.
“Ku dengar katanya kau tadi di hukum oleh
Ichimaru sensei ia?? Heheh, ayo ngaku.” Ucapnya.
“Eeehh, itu kau tau dari mana?? Pasti dari si
baboon Renji ia atau Hitsu atau Ishida?? Huuh, dasar pengadu.” Ucapku sambil
kesal.
“Hahha,, bukan kok bukan mereka.” Jawab kakak.
“Terus dari siapa dong??” Tanyaku penasaran.
“Toba tebak.” Kata kakak sambil menggodaku.
“Males,, ahh tebak-tebakan segala.” Kataku
sambil manyun.
“Ia,ia aku beri tahu tapi jangan manyun, jelek
tau.” Katanya sambil tersenyum.“Aku tau dari Ichigo.” lanjutnya.
“Apa?? Kuro senpa..ii, ku kira tadi dia tidak
memperhatikan aku yang sedang di hukum.” Kataku dengan suara yang lirih dan
tersenyum kecil.
“Iya dari dia, siapa lagi yang melihatmu waktu
di hukum selain dia. hahha, memalukan.” Ejeknya.
“Reseee,, kakak rese banget si bisanya meledek
saja dari tadi.” Rengekku.
“Hahahaa, becanda kok, lagian dihukum itu kan
bukan hal yang pertama kali buatmu.” Lanjutnya.
“i know, i know.” Jawabku seperti orang tidak
berdosa.
“Ooo, ia
jika ku perhatikan akhir-akhir ini tingkahmu jika bertemu Ichigo aneh,
kau mulai suka padanya ia??” Ucapnya.
“Hmm,, aku gak tahu baru kali ini aku
merasakannya, jika bertemu dia perasanku jadi aneh.” Kataku jujur, dengan
malu-malu.
“Hmm,, adikku sedang jatuh cinta ternyata.”
Serunya.
“Nani?? Jatuh cinta, tidak kok aku hanya kagum
dengan sosoknya yang misterius.” Kataku mencoba mengelak.
“Jika kau suka padanya gapapa kok dia orang
yang baik lagian mumpung dia masih jomblo.” Katanya sambil menyaringai.
“Hah, serius gapapa?? Kenapa dia gak punya
pacar, bukannya banyak wanita suka padanya??” tanyaku panjang lebar dan
penasaran.
“Gapapalah namanya juga manusia wajar kok kalau jatuh cinta, ia memeng banyak wanita
suka padanya, tapi entah mengapa dia sangat cuek, bahkan waktu itu dia menolak
seorang gadis yang menyatakan cinta padanya.” Jawab kakak serta bercerita
tentang Kurosaki senpai kepadaku.
“Heheh,, wahh, kenapa dia aneh banget ia jadi
cowo??” Kataku.
“Entahlah, mungkin dia merasa tidak cocok.”
kata kakak sambil keluar kamar.
“Wahh, apa Kuro senpai jangan.. jangann....”
ucapku sambil menggantungkan kata-kata.
“Apa?? Yaoi mksudmu??” sahut kakak. “Enggak
kok dia masih normal hanya saja, ia belum menemukan seseoang yang benar-benar
di sukai.” Katanya sambil berjalan dengan suara yang semakin lama semakin
kecil.
“huft,, sukurlahh.” ucapku lega mendengarnya.
^^^^^^^^
Setelah beberapa minggu berlalu, akupun yakin
dengan perasanku, ia perasaan kagum ini memeng berubah menjadi sebuah pearaan
yang di sebut cinta.‘apa perasaan ini akan terbalas??’ tanyaku pada hatiku.
“hoii, Ruki kau melamun lagi??” Kata Hitsu.
“Heheh,, apa ia aku melemun??” kataku.
“Ia dari tadi kau melamun.” ucap Hitsu.
“Halooo.. semuaa....” Kata para senpai
disertai kakakku menggahampiri aku dan Hitsu yang sedang duduk di sudut kantin.
“Haloo.. senpai semuaa....” Jawabku dan Hitsu
serempak.
“Boleh kami bergabung??” Tanya Ukitake senpai
disertai senyum dari semuanya.
“Haha, silahkan.” Jawabku.
“Ooo, iya, Hitsu, Ruki apa kalian ingin
bergabung dengan kami untuk weekend ke pantai??” Ajak Urahara senpai sambil
meminum jus jeruknya.
“Hmm.. apa kami tidak mengganggu.” kata Hitsu.
“Tentu tidak.” Jawab mereka serempak.
“Tambah ramai itu tambah seru liburannya.”
sahut Kenpa senpai.
“Alooohaaaa,, lagi pada ngomongin apa si
kayaknya seru deh, kok gak ajak-ajak aku.” Ucap Renji yang baru datang.
“Kami berencana untuk pergi ke pantai weekend
ini, apa kau akan ikut juga Renji??” Kta
kakakku.
“Waaahh, pantai.. aku pasti ikut, kau juga kan
Ishida.” Jawab Renji senang.
“Apa boleh buat kalian bertiga ikut, aku juga
harus ikut.” Jawab Ishida stay cool.
“Yup, kalau begitu baguslah, oia, kalau yang
punya pacar boleh ajak pacar kok.” Kata Urahara.
“Hahh, pacar??” kataku.
“Yup, aku juga bawa Hisana kok.” Sahut kakaku.
“Kalau begitu, aku ajak Soifon ahh.....”
Teriak Renji senang, karena baru jadian dengan Soifon.
“Aku juga akan mengajak Inoue deh.” Lanjut
Isahida.
“Aku juga mengajak Yoroichi.” Ucap Urahara
sambil tersenyum.
“Huuuuaaahh,, ini mah aku bakal jadi kambing
conge dong.” Kataku dan Hitsu bersamaan.
Sebenarnya Hitsu lagi pedekete sama Hinamori,
tapi karena belum jadian jadi gak mau nagajak deh.
“Tenang aja kan ada aku yang bisa menemani
kalian.” Kata Kenpa senpai yang masih jomblo sambil gandeng Kuro senpai.
“Huuhh, ya sudahlah, nasipp.” Seruku.
“Yaaa, barangkali saja nanti ada yang cinlok.”
Kata kakakku yang jeles-jelas menyindir.
“Apa maksudmu??” Sahutku.
“Daijoubu, imooto.....” Katanya sambil nyengir
ampir kayak Hiruma Youichi.
^^^^^^^
*WEEKEND*
“Apa sudah berkumpul semua??” Tanya Kenpachi.
“Belum, adikku dan Hitsugaya belum tiba.” Ucap
Byakuya. ‘Dasar lelet kebiasaan, awas saja kalau sudah tiba nanti.’ serunya
dalam hati.
“Hiiiiiiiiiiii,, ohayou minna.” Kataku sambil
teriak ketika sampai di ruamah Urahara senpai yang di jadikan tempat berkumpul.
“Pagii semua.” Kata Hitsu juga.
“Hei, kamu lelet banget si Ruki.” Ucap
kakakku.
“Yeee, siapa suruh meninggalkan aku.” Jawabku
cuek.
“Aku kan menjemput Hisana.” Kata kakak.
“iya, bawel aku tahu.” Sahutku ngeyel.
“Yah, sudah berkumpul semua, mari kita
jalannn.....” Teriak Renji sambil merangkul Soifon.
Kami semua berangkat, aku naik mobilku yang
dikendarai kakak, akupun tidak menyangka jika Kuro senpai juga akan ikut di
mobilku, ia dia duduk di mobilku selain itu ternyata aku juga duduk di
sebelahnya, Kenpa senpai dan Hitsu juga ada di mobilku tapi mereka duduk di bangku
belekang, aku merasakan jantungku yang berdetek cepat aku tidak tau apa yang
harus aku lakukan untuk menghilangkan rasa gugup ini. Untung saja Hitsu
mengajak aku berbicara. Disepanjang perjalanan aku memperhatikannya yang sedang
asik mendengarkan musik dari ipodnya, tiba-tiba...
“Rukia-chan mau mendegarkan lagu bersamaku.”
Ajaknya sambil memberikan sebelah headshetnya padaku.
“Hmmm.. apa boleh??” Tanytaku rada gugup.
“Silahkan.” Ucapnya.
“Aa..arigatou senpai.” Ucapku yang menyadari
bahwa mukaku memerah..’Dia berbeda sekali’ kataku dalam hati.
^^^^^^^
Setelah perjalan yang ccukup lama kamipun
sampai di tempat tujuan, yaitu sebuah pantai yang indah yang ada di Kyoto.
“Huahh,, akhirnya sampai juga, aku sangat
cape.” Ucap Hitsu.
“Yiippiiee, pantainya indah sekali.” Teriakku
senang.
Lalu kami, menurunkan barang-barang dari
bagasi, dan satu persatu kami memasuki resort yang telah di pesan, setelah
pembagian kamar serta merapihkan barang aku langsung berenang di pantai.
Aku sangat senang, karena aku suka sekali
dengan pantai, aku dan Hitsu mencoba membangun istana pasir, sedangkan yang
lainnya sibuk dengan pasangan masing-masing,
sedangkan Kenpa senpai sedang tidut sambil berjemur dan Kurosaki
berenang. Setelah selesai membangun istana pasir aku berenang dan Hitsu
memutuskan untuk kembali ke resort dan
beristirahat.
Akupun berenang sampai lupa waktu, saat aku
memperhatikan sekitarku ternyata hanya ada aku dan Kurosaki, tanpa ku sadari
ombak mulai membesar dan air laut pun
pasang aku mencoba berteriak tapi sulit, entah aku tidak tau aku akan selamat
atau tidak, akupun mulai tenggelam.
“Rukia..Rukia.. bangun, cepatlah sadar jangn
membuat aku khawatir.” Ucap Byakuya dan semuanya khawatir.
“Biarkan dia istirahat dulu, dia hanya
pingsan.” seru Hisana sambil menenangkankakak.
“Kalian
keluar saja aku akan menggantikan bajunya agar tidak masuk angin.” Ucap Hisana
di sertai anggukan Soifon.
“Un, aku bantu.” Kata Soifon.
Sudah berjam-jam sepertinya aku pingsan, semua
yang menunggu dan memani sudah tertidur kecuali Ichigo.
“Rukia.. ku mohon bangun.” Gumam Ichigo.
“Mmmmphh.. a..aku,, apa yang terjadi padaku??”
Tanyaku yang masih lemah dan mencoba menginat semua apa yang terjadi padanya.
“Ru..kia, kau sadar juga akhirnya.” Ucap
Ichigo sambil membangunkan kakakku Byakuya yang tertidur di sampingnya.
“Iya, Rukia, akhirnya kau sadar, aku sangat
mengkhawatirkanmu.” Sahut kakak yang
benar-benar terlihat mengkhawatirkanku.
Semuanya
pun terbangun dari tidur, dan mereka senang dengan keadaanku yang sudah
siuman.
‘Apa yang terjadi padaku, tadi aku merasa tenggelam, tapi..
rasanya ada seseorang yang menyelamatkanku dan.. memberikan aku napas buatan,,
apa itu dia.. berarti tadi secara tidak langsung kami berciuman.’ Batinku yang
bertanya-tanya bingung sambil menatap wajah Ichigo dengan wajah merona.
“Rukia sebaiknya kau minum obat dulu.” Seru
kak Hisana sambil memberikan obat padaku.Akupun meminum obat itu.
*di balkon*
“Ichigo terima kasih tadi kau menolong
adikku.” Ucap Byakuya.
“Hai, douita Byakuya.” Ucap Ichigo.
“Aku memang kakak yang tidak becus menjaga
adikku.” Sesalnya. ”Aku merasa sangat bersalah.”
“Hmm,,
makanya jangan lupa sama adik kalau sedang pacaran.” Jawab Ichigo serta
seringainya.
”Hhmm.. ngomong-ngomong apa kau menyukai
adikku??” tanyanya to the point.
“Eehh, suka maksudmu apa??” Tanya Ichigo
bingung .
“Maksudku suka sebagai pria kepada wanita.”
Jelas Byakuya.
“Aku tidak tau, tapi aku selalu menyukainya
sebagai adik, karena dia orang yang bersemangat dan ceria.” Ucap Ichigo yang
sebenarnya menyenbunyikan suatu perasaan yang belum ia yakini.
“Ooohh,, begitu.” Sambut Byakuya sambil
menatap indahnya langit pada malam itu.
“Memangnya kenapa kau menanyakan hal itu??”
Tanya Ichigo sambil menaikkan sebelah alisnya.
“Hahha,, daijoubu Ichigo, aku hanya bertanya
iseng saja.” Katanya sambil tersenyum.
“Hah, dasar aneh-aneh saja.” Sahut Ichigo
sambil mengerutkan dahinya.
“Wahh, kau yang lebih anehh.. masa RAJAnya
aneh teriak aneh.” Canda Byakuya. Kedua sahabat itupun saling menatap kemudian
tertawa bersamaan.
^^^^^^^
Pagi haripun tiba, cahaya matahari yaang
hangat, suara ombak yang merdu menyapu pantai membangunkan tidur nyenyakku dan
yang lainnya.
“Huamzz,, Ohayou Soifon, kak Hisana” Ucapku.
“Ohayou, Rukia.” Jawab mereka.
“Bagaimana keadaanmu sekarang??” Tanya Soifon.
“Aku merasa lebih baik setelah minum obat
semalam.” Kataku sambil tersenyum.
Kamipun beranjak pergi ke ruang makan untuk
sarapan. Saat makan pun terasa hening, tapi tiba-tiba kakakku memecah
keheninagan.
“Rukia, apa kau sudah bilang terima kasih pada
Ichigo yang telah menyelamaykanmu kemarin??” tanya nii-sama..
“Eehh, ia belum.” Jawabku sambil tersipu malu.
“Sudahlah Byakuya itu tak masalah.” Jawab
Ichigo.
“Tapi benar kata kakak.” Sahutku dan kemudian
aku berdiri sambil sedikit menundun dan berkata “Kurosaki senpai Hontou ni
Arigatou.”
“Un, douitashimashite. Sudah sewajarnya aku
membantumu.” Seru Ichigo sambil tersipu.
Kami pun melanjutkan makan dan setelah itu
kami berkemas untuk kembali ke Karakura.
To Be Continue~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar