1. Gadis dan Troy Saling membenci sejak pertama kali mereka 'beradu pandang'.
2. Hujan bagai jeram liar yang tak Sabar Saling berlomba menuruni tebing curam.
3. Berselimut kabut tebal yang dengan mudah akan menyesatkan siapa pun yang bukan penduduk lokal desa kecil itu.
4. Gelegar petir yang tiba-tiba membelah ritme monoton derai hujan, mengeyakkan kesadaran samantha.
5. Kegelapan tetap tak beranjak.
6. Dengan meraba-raba, samantha berhasil mencapai pintu dapur yang menghadap halaman belakang.
7. Samantha kembali berlari terbirit-birit membelah lebatnya tirai hujan.
8. Seketika instingnya tergelitik.
9. Mendadak ia terkekeh-kekeh dengan sepasang mata menyipit mengawasi air dalam pinggan yang kini menjadi pusaran kecil.
10. Samantha mengerlingkan matanya menyadari kebenran kata-kata Lyubitshka.
11. Aku akan menyelamatkan jiwanya.
12. Kalian sepasang jiwa Malang yang patut mendapat pertolongan dariku.
13. Gumpalan tipis lebut bagai kapas nan putih itu terus turun perlahan lalu menempel di aspal.
14. Pucuk-pucuk cemara araukaria yang bertahtakan butir-butir putih.
15. Taman-taman yang menjelma hamparan permadani serba putih.
16. Pohon-pohon bereozka itu nampak begitu pasrah kepada takdir Tuhan seru sekalian alam.
17. Pohon-pohon pinus di hutan-hutan kecil di pinggir bandara Sheremetyevo menggigil kedinginan.
18. Orang-orang menutupi tubuhnya dengan pakaian tebal serapat-rapatnya.
19. Rumah-rumah dan gedung-gedung menutup pintu dan jendelanya rapat-rapat. Tak Boleh Ada sedikit pun angin dingin yang Boleh masuk.
20. Salju yang turun perlahan dan hawa dingin yang menggigit tulang, samasekalai tidak mengahalangi arus lalu lalang orang-orang di bandara Sheremetyevo.
21. Lelaki berhidung bengkok ke kiri itu terus memainkan kunci mobilnya.
22. Lalu terjadilah dialog dengan bahasa isyarat antara lelaki Rusia berhidung mencong ke kiri itu dengan pemuda berkacamata.
23. Aku sajja yang kurasa bandel darimu tidak sampai jepret guru. Kamu yang kecil, kerempeng kok tiba-tiba melakukan hal gila seperti itu.
24. Sampai beberapa teman perempuan kita menjuluki aku si bandit kecil berkaki satu.
25. Kelemahannku sejak aku mengerti wajah cantik, aku sangat rapuh berhadapan dengan wajah cantik.
Sumber :
Love, curse, & hocus-pocus. Karya Karla M. Nashar
Bumi Cinta. Karya Habiburahman El Shirazy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar