Rabu, 18 Juni 2014

Life is Drama


Hidup itu sebuah panggung besar..

Dimana lo akan memerankan peran lo d'dalam panggung besar itu..

Peran itu..
Bisa kau pilih..
Tergantung apa yang ingin kau lakukan di dunia ini..

Kehidupan dan takdir adalah skenario..
Yang bisa kau ubah..
Tergantung apa tujuanmu..

Apa kau ingin memerankan peran penjahat yang selalu dibenci orang..
Apa kau menjadi seorang yang baik namun hanya sedikit yang menyadarinya..
Apa kau lebih memilih menjadi manusia munafik, yang selalu menyenangkan hati org namun dibalik itu kau menaruh serbuk racun yang mematikan?

Aku..
sdah menjalankan sebagian peranku dipanggung besar ini..

Apakah aku akan menjadi Drama Queen??
Atau hanya sebagai figuran??

Semua itu tergantung Bakatmu..
Apa kau berbakat dalam tipu muslihat..
Apa kau berbakat merusak panggung indah itu..
Apa kau berbakat membuat semua menjadi indah walau dalam kesakitanmu..

Semua itu..
Ada ditanganmu..

Life is Drama..
yang suatu hari bisa berakhir..
Di akhir nanti..
Hanya kaulah sang pemain yang tau bagaimana kisahmu..

MALAM


Sepatu flat hitamku..
Menemaniku melangkahkan kaki malam ini..
Menelusuri gelapnya langit malam sendiri..
Namun, faktanya aku tak sendiri..
Aku ditemani sepasang merpati elok yang sedang bercinta di bawah indahnya bintang malam ini..
Melihat mereka saling mengasihi.. Indah..


Aku..
Mulai memidahkan langkah kecilku ini..
Melanjutkan penelusuranku di malam yang indah ini..
Hey, aku sendiri..
Apa aku tampak seperti wanita malam yang berjalan tanpa tujuan? Atau tampak seperti orang bodoh? Haha
Tentu tidak..
Aku lebih tampak seperti gadis kecil yang kebingungan dan takjub..
Meniti jalan, dengan mata berkaca-kaca melihat keindahan kota..
Aku, menikmati suasana ini..


Indah, sunyi, terlihat ketenangan serta memberi rasa aman walau realitanya tidak seaman yang kubayangkan..


Langit yang gelap gulita terlihat cantik dihiasi mahkota bulan dan bintang serta lampu-lampu malam sebagai aksesoris lainnya..
Sungguh keeksotisan malam yang luarbiasa..
Perjalanan malam yang sederhana memberikan kesan yang luarbiasa..

Cikadev

Wonderland in Japan!


Huis Ten Bosch
Huis Ten Bosch (ハウステンボス) adalah sebuah taman hiburan di Prefektur Nagasaki yang menciptakan Belanda dengan menampilkan salinan ukuran nyata dari bangunan tua Belanda. Nama Huis Ten Bosch harfiah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "Rumah di Hutan". Hal ini dinamai sepuluh Istana Huis Bosch, salah satu dari empat tempat tinggal resmi Keluarga Kerajaan Belanda, terletak di Den Haag di Belanda.

Taman ini memiliki bangunan bergaya Belanda banyak seperti hotel, villa, teater, museum, toko-toko dan restoran, bersama dengan kanal, kincir angin, wahana hiburan dan ditanam di taman bunga musiman. Huis Ten Bosch, yang dibuka pada Maret 1992, terletak di Pulau Hario di bagian selatan Sasebo, menghadapi Omura Bay. Lokasinya mencerminkan hubungan sejarah antara Belanda dan Jepang, yang dimulai pada 1609 ketika sebuah pos perdagangan dibuka oleh Belanda di Hirado, tidak jauh dari Sasebo.
Glover Park & Glover House
  Glover Park (グラバー ) adalah sebuah taman di Nagasaki, Jepang dibangun untuk Thomas Blake Glover, seorang pengusaha Skotlandia yang berkontribusi terhadap modernisasi Jepang di bidang pembuatan kapal, pertambangan batubara, dan bidang lainnya. Di dalamnya berdiri Residence Glover, rumah bergaya Barat tertua yang masih hidup dalam daya tarik wisata utama Jepang dan Nagasaki.

Glover House terkenal karena perpaduan unsur Barat dan Jepang dan merupakan contoh bangunan perjanjian pelabuhan. Jenis arsitektur mirip bungalow satu cerita yang digunakan oleh orang asing di Hong Kong atau Shanghai dan diimpor ke Jepang oleh para pedagang Inggris. Daripada mengikuti gaya Victorian kontemporer, jenis bangunan lebih dekat mencerminkan estetika Georgia populer di Inggris pada generasi sebelumnya.

Nagasaki Atomic Bomb Museum
Museum Bom Atom Nagasaki ( ) berada di kota Nagasaki, Jepang. Museum ini mengingat ledakan bom atom yang menghancurkan Nagasaki jam 11:02:35 pada tanggal 9 Agustus 1945.
Museum bom atom pertama dibangun pada tahun 1945. Museum ini dibuka pada bulan April 1996 pada kesempatan peringatan 50 tahun pengeboman.
Museum ini meliputi sejarah dari peristiwa sebagai sebuah cerita, berfokus pada serangan dan peristiwa yang menuju kesana. Hal ini juga mencakup sejarah perkembangan senjata nuklir. Museum ini menampilkan foto-foto, relik dan dokumen terkait dengan pengeboman atom. Video juga akan ditampilkan.

Kumamoto Castle
  Kumamoto Castle ( ) adalah puncak bukit benteng Jepang terletak di Prefektur Kumamoto di  Kumamoto. Itu adalah benteng bagus dan kokoh. Benteng tetap ( ) adalah sebuah rekonstruksi beton yang dibangun pada tahun 1960, tetapi beberapa bangunan kayu tambahan tetap benteng asli. Kumamoto Castle dianggap sebagai salah satu dari tiga istana utama di Jepang, bersama dengan Himeji Castle dan Matsumoto Castle. struktur Tiga belas di kompleks benteng ditujukan Penting Budaya Properti.
Suizenji-Koen
  Jōju Suizen-ji-en ( 趣园) adalah kebun tsukiyama Jepang terletak di dalam (Suizen-ji Park ( 公园, Koen Suizen-ji) di Kumamoto Prefecture, Jepang tsukiyama utama adalah representasi dari Gunung Fuji. Suizenji Koen adalah tempat menarik dan banyak dikunjungi, menampilkan lanskap miniatur, candi dan danau kecil berisi ikan mas besar, lapar, dan multi-warna. Ini adalah naik trem singkat dari kota. Banyak toko menunggu yen wisatawan lokal.

Aso Farm Village
  Aso Farm Land adalah sebuah "sifat pengalaman sehat besar" resor dengan tema "orang, alam, dan vitalitas" terletak di Taman Nasional Aso Kuju berdekatan dengan Aso Refreshing Resort. Di daerah yang luas sekitar 1 juta  pengunjung akan menemukan fasilitas dirancang untuk membantu pengunjung menjadi lebih sehat, restoran dan spa.
Pada Genki noMori (Hutan Vitalitas), pengunjung dapat mengalami sejumlah keluar-peralatan-dunia ini dirancang untuk membantu membuat tubuh dan pikiran sehat. Panen restoran berorientasi alam yang melayani makanan lokal Aso, dan Sehat Aso Vulkanik Spa manfaat dari magma Gunung bawah tanah. Aso. Aso Farm Land merupakan fasilitas kompleks yang dapat dinikmati tanpa memandang usia atau jenis kelamin Pengunjung dapat menggunakan fasilitas untuk jangka waktu dengan menginap di Desa Aso Farm, sebuah penginapan di dalam kubah-jenis peternakan.
Japanese Hot Sring ( Onsen )
Japanese Hot Spring ( Onsen ) Adalah istilah untuk panas dalam bahasa Jepang, meskipun istilah tersebut sering digunakan untuk menggambarkan fasilitas mandi dan penginapan di sekitar mata air panas. Sebagai negara vulkanik aktif, Jepang memiliki ribuan onsen tersebar di sepanjang panjangnya dan lebarnya. Onsen secara tradisional digunakan sebagai tempat mandi umum dan hari ini memainkan peran sentral dalam mengarahkan pariwisata domestik Jepang.
Onsen adalah fitur utama pariwisata Jepang sering ditemukan di daerah pedesaan tetapi ada beberapa perusahaan yang populer masih ditemukan di dalam kota-kota besar. Mereka adalah daya tarik wisata gambar pasangan Jepang, keluarga atau kelompok perusahaan yang ingin pergi dari kehidupan sibuk kota untuk bersantai. Jepang sering berbicara tentang kebajikan dari "persekutuan telanjang" untuk menghancurkan penghalang dan mengenal orang-orang dalam suasana nyaman santai Ryokan dengan sebuah onsen terpasang. saluran televisi Jepang sering menampilkan program-program khusus tentang onsens lokal.


Blood Pool Hell
 Blood Pond Hot Spring adalah salah satu “neraka” (jigoku) di Beppu, Jepang, sembilan sumber air panas alami yang menakjubkan untuk dilihat daripada mandi/berendam. “Blood Pond Hell” begitu orang menyebutnya, menampilkan kolam air merah yang panas. Menurut perkiraan ini adalah yang paling fotogenik di antara sembilan neraka.
Bubbling Mud Pool
Jigoku ("neraka") adalah kata yang menjelaskan semua yang mencakup geyser, pot gelembung lumpur dan gelembung air panas dengan air berwarna. Mereka agak mirip dengan geyser dan air panas di Yellowstone National Park di Amerika Serikat kecuali mereka bahwa mereka ditempatkan di taman wisata kecil, dan dalam beberapa kasus dikelilingi oleh norak, gambar berwarna permen-naga dan setan yang terlihat seperti mereka termasuk di lapangan golf miniatur.
Tujuh dari sembilan neraka adalah di Kabupaten Kannawa. Yang terbesar Umijigoku, memiliki air laut berwarna yang digunakan untuk memasak telur. Bōzu Jigoku (Monk neraka) itu mendapat nama dari kenyataan gelembung lumpur yang menyerupai mencukur kepala biarawan Jepang. Kamado Jigoku dan Kinryi Jigoku fitur gambar naga dan setan. Oniyama Jigoku digunakan untuk penangkaran buaya. Banyak dari neraka dikelilingi oleh taman-taman kaya.
 Geyser
 Yang satu ini adalah air mancur panas yang menembak keluar setiap 15 menit. Kami berjalan di kanan seperti itu pergi, sehingga ketegangan menunggu tidak pernah datang kepada kami. Terlepas kami memiliki jalan yang bagus di area seperti yang kita menunggu pergi kedua air mancur panas itu.


Dragon Whirlpool
Dragon Whirlpool Neraka adalah salah satu geyser, dan bawah tanah dipanaskan oleh tekanan magma ke atas neraka naga pusaran air. Hal ini ditetapkan sebagai harta alam Beppu. Tampaknya bahwa air bawah tanah dipanaskan sampai 150 derajat pukulan turun di hamparan dengan kenaikan tekanan, dan tinggi mencapai sekitar 50m, air mendidih masih bertekanan ke atas hampir secara teratur pada interval sekitar 35 menit sampai 40 menit. Waktu yang telah menyemburkan air panas adalah sekitar selama 5 menit.


Harmony Land
  Ini adalah dunia mimpi mana Anda dapat bertemu karakter Sanrio Hello Kitty dan lainnya. acara Spektakuler hidup seperti parade dilakukan setiap hari. Ada berbagai atraksi keluarga yang menyenangkan termasuk "Kitty Castle" di mana Anda dapat bertemu Hello Kitty, "Harmony Train" mana kereta api Kayu manis dan kereta Kitty yang sangat populer dan "Karakter Sanrio Boat Ride" di mana semua karakter populer seperti Cinnamon & Friends dan Sugarbunnies berkumpul.

Tenjin Underground Shopping Arcade
  Ini adalah perbelanjaan bawah tanah terbesar di Kyushu, dibangun di bawah Tenjin, peregangan selama sekitar 590 meter dari utara ke selatan dari pusat kota. Ada 12 jalan dengan 150 berbagai toko fashion, gourmet, buku dan banyak lagi. Abad ke-19 lantai batu gaya Eropa dan langit-langit desain arabesque menghiasi ruang bawah tanah dan mereka menciptakan suasana yang penuh gaya dan nyaman. Ruang bawah tanah terhubung langsung ke stasiun kereta bawah tanah Tenjin dan Tenjin-Minami dan juga berlokasi dekat Nishitetsu Fukuoka (Tenjin) Station dan pusat Nishtietsu Tenjin bus.

Canal City hakata
  Canal City Hakata merupakan sebuah kompleks perbelanjaan yang terdiri dari berbagai macam fasilitas bisnis dan rekreasi termasuk pusat perbelanjaan, bioskop, fasilitas hiburan, dua hotel, ruang pamer dan kantor perusahaan, semua bersama-sama menciptakan sebuah "kota teater".
Ini merupakan kota hiburan di mana setiap orang dari negara manapun dapat berkumpul, bersenang-senang dan bersantai kapan saja dalam setiap musim.

ADMIRE ( fanfiction )


ADMIRE by Cikadev

BLEACH - TITE KUBO 


Chapter III

Setelah mereka merasa Rukia sudah tenang dan kembali ceria, Hitsugaya dan renji memutuskan untuk pulang dan beristirahat. Hitsu dan renji pun mengantar Rukia ke rumahnya.
“Hitsu, Renji Arigato yo sudah membuatku tenang dan mengantarku pulang.” Ujar Rukia kepada dua sahabatnya.
“Yo, douita Ruki.” Jawab Renji serta diiringi anggukan Hitsugaya.
“Kami pulang ya.” Ucap Hitsugaya dan melambaikan tangannya.
 Rukia membalas lambaian dari kedua sahabantnya itu. “Hati-hati.” Serunya. Rukia pun masuk ke rumahnya sebelum memasuki kamarnya ia memutuskan untuk mengunjungi kamar kakaknya lebih dulu untuk mencari tahu siapa gadis yang ia lihat bersama Ichigo. ‘Semoga saja kakak yahu siapa gadis itu.’ Harpnya dalam hati.
“Tokk...tokk..” rukia mengetuk pintu kamar Byakuya. “Apa kakak sudah tidue??” Tanyanya dari balik pintu.
“Ada apa Rukia, masuk saja.” Ucap Byakuya dari dalam kamarnya.
“Huft,, sukurlah kakak belum tidur.” Katanya.
“Hmm,, ada apa??” Tanya Byakuya sedikit bingung.
“Ada yang ku ingin tanyakan tentang Ichigo.” Ucapnya.
“Tenntang apa?? Tentang dia suka atau tidak padamu??” Ucap Byakuya sok tahu.
“Huh,, bukan itu... kakak sok tahu banget si.” Katanya rada kesal melihat sikap kakaknya yang sok tahu.” Dengerin dulu cerita aku.”
“Terus apa dong. Buruan maknya to the point aja kalu mau tanya.” Seru Byakuya.
“Hmm,, gini lh ceritanya, tadi aku kan ke toko buku yang ada di mall Karakura, eh tanpa sengaja kami melihat Ichigo dengan seorang gadis berambut ungu , yahhh lumayan manislah.....” Cerita Rukia.
“Hn,, terusss...??” tanya Byakuya. “Kamu cemburu gitu...” Ucapnya.
“Emm.. gimana ya, mungkin. Tapi bukan itu yang ingin ku ceritakan.” Sambung Rukia.
“Hahahha,, kamu bisa cemburu juga.” Kata Byakuya sambil menertawai adiknya. Rukia yang ditertwakan oleh kakaknya hanya cemberut dengan wajah merona.
“Huh,, kenapa ngetawain aku. Jawab yang aku tanya dong  jangan ketawa aja.” Serunya dengan nada suara yang bete.
“Abisnya kamu tidak biasa seperti ini jadi lucu saja.” Jawabnya.
“Uuuhh,, kakak jawab dulu pertanyaanku, cewek rambut ungu itu siapa??” Ucapnya dengan nada tinggi.
“Hmm,, baiklah-baiklah.” Ucap Byakuya. “Siapa ya.” Gumamnya lirih. “Apa itu dia.” Sambungnya dengan suara kecil tapi masih terdengar dengan Rukia.
“Siapa kak?? Kakak krnal dengan gadis itu??” Tanya Rukia sambil menggoncangkan tubuh Byakuya.
“Kalau dia Senna, aku kenal.” Jawab Byakuya, Rukia tambah penasaran.
“Eehh,, Senna?? Dia siapa kak??” Tanyanya lagi.
“Senna itu dulu sekolah di sekolah kita,tapi dia hanya berseolah satu tahun saja, karen ayahnya di pindahkan kerja ke London dia jadi pindah sekolah  ke sana.” Jelas Byakuya.
“oohhh,, terus ada hubungan apa dia sama Ichigo??”
“Dia iru pacar pertama Ichigo, dan Ichigo sangat menyayanginya.” Lanjut Byakuya.
Rukia yang tadinya heboh dan serius mendegarkan cerita kakaknya menjadi murung ketika tahu bahwa Senna si gadis berambut ungu itu mantan kekasih Ichigo. Byakuaya yang menyadari perubahan sikap dari adiknya berusaha menghibur.
“Hei,, jangan murung gitu gong, tambah jelek tahu. Belum tentu dia Senna kan.” Hibur Byakuya.
“Tapi mungkin saja dia itu Senna kan kak.” Ucap Rukia dengan nada sangat rendah. “Apa itu yang membuat Ichigo tidak mempunyai pacar selama ini, apa karen aia menunggu Senna.” Lanjut Rukia.
Byakuya menghela napas. “Tapi aku tahu siapa Ichigo, dia memang pria setia, tapi dia juga bukan pria bodoh yang setia menunggu kenyataan yang tidak pasti, setahuku sejak Senna pindah ke London mereka hanya sempat berkomunikasi beberapa bulan, dan setelah itu aku dengr dari Ichigo kalau Senna minta putus dengan alasan tidak bisa berpacaran jarak jauh.” Jelas Byakuya panjang lebar untuk menenagkan adik kesayangannya itu.
“Ya, ku harap yang ku lihat tadi bukan cewek itu.” Ucap Rukia dengan menundukkan wajahnya yang sedih. “lagi pula tidak sepantasnya aku sedih, aku kan bukan siapa-siapanya Ichigo.” Sambungnya.
“Hei, jangan berkata seperti itu, aku tahu kalau Ichigo juga mempunyai perasaan yang sama seperti yang kamu rasakan, tapi dia ingin lebih meyakini perasaannya.” Ujar Byakuya sambil mengusap lembut kepala adiknya.
“Hn, terima kasih kak.” Seru Rukia.
“Ya, sudah sekarang lebih baik kamu kembali ke kamarmu karena besok kita harus ke sekolah, dan tentang gadis itu, lebih baik kamu tanya saja sama Ichigonya langsung.” Saran Byakuya. Rukia hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman tipis.

-

Pagi yang indah dan cerah pun hadir diiringi suara burung kecil yang merdu, matahari pagi memberi kehangatan di pagi ini seorang gadis bermata violet itu berjalan menuju sekolah dengan mobil ferrari yamg di kemudikan ayahnya.
“Rukia, tumben hari ini kamu minta ayah antar,” Tanya ayahnya.
“Heheh,, tidak apa-apa kok yah, Cuma lagi malas saja jalan kaki bareng kak Byakuya.” Jawabya.
“Ooohh,, dasar kamu ini ada-ada saja, tapi kamu tidak sedang bertengkar dengan kakakmu kan??” Tanyanya lagi.
“Eehh,, tiadak kok, kami kan rukun-rukun saja yah.” Ucap Rukia.
“Baguslah jika seperti itu.” Ucap ayahnya sambil mengelus kepala anak gadisnya itu. “Ya, sudah silahkan turun tuan putri sudaj sampai.” Lanjut ayahnya.
“Terima kasih ya yah.” Ucpanya sembari memberi ciuman pada ayahnya.
Sebenarnya Rukia memutuskan untuk pergi bersama ayahnya hanya untuk menghindari bertemu dengan Ichigo yang biasabya berabgkat sekolah dengan Byakuya. Dia merasa belum siap menanyakan apa yang ia lihat kemarin pada Ichigo. Byakuya yang tahu dengan perasaan adiknya menyuruh Rukia pergi sekolah duluan bersama ayanya Ukitake.

Ichigo POV
Aku berangkat sekolah seperti biasa, aku menunggu Byakuya dan teman lainnya di tempat biasa kami bertemu, tapi entah mengapa pagi ini terasa berbeda, ya, tepat sekali Byakuya hanya sendiri ‘Dimana dia, dimana Rukia, dimana gadis ceria itu??’ Ucapku dalam hati.
“Pagi, Byakuya.” Sapa Ichigo.
“Yo, pagi.” Balasnya.
“Hmm,, tidak biasanya kau berangkat sendiri?? Dimana Rukia??” Tanyaku .
“Oohh,, Rukia.. dia hari ini berangkat sekolah bersama ayahku.” Katanya.
“Tumben sekali, memangnya kenapa kalau jalan??” Tanyaku.
“Mungkin ada sesuatu err,, maksudku seseorang yang ia hindari.” Jawabya, dan itu membuat aku bingung, ‘Siapa?? Siapa yang Rukia hindari?? Apa aku??’ tanyaku pada diriku.
Kami pun tiba di sekolah, saat di kelas aku masih memikirkan kata-kata Byakuya yang barusan, aku memutuskan bertanya kepada Byakuya tentang orang yang Rukia hindari itu.
“Hoi, Byakuya.” Seruku.
“Hn, apa??” katanya.
“Ada yang ingin kutanyakan.” Kataku.
“Hmm,, tapi sebelum kau bertanya, kau harus menjawab pertanyaanku terlebih dahulu.” Tegasnya.
“Hmm,, apa??” Kataku sedikit bingung.
“Tentang perasaanmu kepada adikku.” Katanya. “Apa perasaanmu masih menganggapnya hanya sebagai adik atau kau mulai menyukainya, dan satu lagi apa kau masih berhubungan dengan Senna??” Ktanya panjang.
“Eehh,, itu, tadinya aku memang menggapnya adik tapi setelah aku semakin dekat dengannya aku merasa sangat nyaman dan senang saat melihat senyumya.” Jawabku jujur dengan apa yang kurasakan.
“Kalau Senna??” Tnyanya.
“Senna hanya seorang teman bagiku, dan kami juga sudah lama tidak berhungan dengannya, dan terakhirku dengar sekarang dia sudah punya pacar disana.” Jelasku padanya. “Hei, kenapa kau bertanya soal Senna??” Tanyaku yang semakin bingung dengan pertanyaan-pertanyaan Byakuya.
“Hmm.. karena kemarin Rukia melihatmu dengan wanita berambut ungu, kau tahu Rukia sangat sedih melihatmu dengan gadis itu.” Ucap Byakuya dengan nada sedikit tinggi.
“Heh?? Aku?? Dengan wanita berambut ungu. Jangan-jaangan yang Rukia lihat aku dengan...’Yumichika’. Ucapku.
“Siapa lagi Yumichika??” Tanya Byakuya bingung.
“Hahahhaha,, Byakuya, Yumichika nitu teman SMP-ku.” Ucapku sambil tertawa dam membuat Byakuya tambah bingung.
“Iya,, dia itu siapamu??” Tanyanya lagi.
“Yumichika itu hanya teman SMP-ku dan satu lagi yang perlu kau tahu dia seorang laki-laki, kemarin itu aku memang janjian dengan beberapa teman SMP-ku di Karakura mall, kami kayak reuni kecil-kecilan gitu.” Ceritaku jelas pada Byakuya yang tertawa bersamaku dengan sedikit kebingungan,
“Hei, tapi kata Rukia dia sangat manis.” Ujarnya.
“Iya, dia memang laki-laki yang manis dan kadang suka berdandan seperti perempuan.” Ucapku.
“Kyaaaaa... berarti waria dong.” Ucap Byakuya kaget dan aku hanya tertawa. “ya, sudah kau jelaskan saja pada Rukia agar tidak ada salah paham.” Perintahnya.
“Ya, pasti.. istirahat aku akan menemuinya.” Kataku..

To be continue~~

Senin, 16 Juni 2014

ADMIRE ( fanfiction )

ADMIRE by Cikadev

BLEACH - TITE KUBO 

Chapter II


Keesokan hari pun tiba aku berangkat ke sekolah, tapi hari ini aku berangkat sendiri karena kakak sakit dan memutuskan beristirahat di rumah.
Di sekolah.
Aku berjalan menuju gerbang sekolah. Tiba-tiba ada seseorang yang menyapaku. “Pagi Rukia.” Katanya.
“Pa..gii.. Kurosaki senpai..” Jawabku sedikit gugup.
“Hari ini kau sendiri saja?? Mana Byakuya??” Tanyanya padaku.
“Oohh,, itu yup.. aku sendiri, dia hari ini tidak enak badan makanya tidak masuk.” Jawabku. “Hhmm.. Oohh,, ya, senpai kan sekelas dengan kakakku, aku titip surat ini padamu ya.” sambungku, sambil memberikan surat izin kakak padanya.
“Baiklah, kemarikan surat itu.” Katanya.
Tanpa disadari tangan kami bersentuhan, dan kami langsung melepaskannya, akupun berusaha menyembunyikan rona dipipiku.
“Mmm... oh.. iya Rukia nanti kita pulang bareng ya. Aku ingin memberikan cacatan pelajaran pada kakakmu sambil menjengukknya.” Serunya sambil tersenyum dengan senyum yang belum pernah aku lihat sebelumya, dan akupun meng’iya’kan ajakannya.
Sepanjang pelajaran berlangsung yang ada diotakku hanyalah pulang sekolah. Aku tidak tahu mengapa aku tidak dapat mengendalikan perasaan senangku ini.

*---*

Pulang sekolah.
“Rukia, mari kita pulang.”Ajaknya yang telah menungguku di gerbang sekolah.
Kamipun mengobrol di sepanjang perjalanan pulang menuju rumahku.. ‘Kami-sam jika ini adalah kenyataan jangan biarkan waktu bergulir dengan cepat, karena aku tidak ingin melihat senyumannya hilang dari wajahnya, andai saja waktu dapat ku hentikan.....’ Harapku dari dalam hati sambil menatap wajahnya.
“Hoi, Rukia.. apa ada?? Mengapa kau memendangku seperti itu?? Ada yang salah dengan wajahku??” Ucapnya sambil memegang wajahnya dan seketika memecah lamunanku.
“Eeehh.. itu,, tidak apa-apa kok.. hehhe....” Kataku sambil kaget.
“Akhirnya kita sampai di rumahmu.” Ucapnya.
“Hn, tadaima....” Kataku.
“Okaeri, Rukia...” Sambut ibu.
 “Ohh.. iya, bu ada teman kakak ingin menjenguknya.” Sambungku bicara pada ibu.
“Siapa?? Ajaklah dia masuk Rukia.” Perintah ibu yang tersenyum melihat Kurosaki senpai.
“Terima kasih bi.” Ucap Kurosaki senpai.
Di kamar kakak.
“Hoi, Byakuya sakit apa kau?? Bukanya yang kemarin tenggelam Rukia kok jadi kau yang sakit??” Tanyanya.
“Yo, aku kan kemarin begadang jadi aku rada masuk angin.” Jawab kakak.
“Hahha,, dasar kau manja.” Kata Ichigo.
“Hei, jangan meledekku.” Eluh kakak.
“Halo, semuanya.. sepertinya kalian sedang asik mengobrol, maaf aku menggangngu sebentar, aku membawakan obat untuk kakak dan sedikit cemilan untuk Kurosaki senpai.” Ucapku yang datang membawa makanan serta minuman dari dapur.
“Terima kasih Rukia.chan dan bisakah kau memanggilku dengan Ichigo saja??” Ucapnya.
“Mana obatku Rukia.” Pinta kakak.
“Baiklah, I..Ichigo..” Jawbku sambil memberi kakak obat.
“Aku kembali ke kamarku dulu ya....” Seruku. “Kalian lanjutkan saja ngobrolnya.” Kataku  keluar dari kamar kakak.
“Hus..hus.. ya sudah pergi sana...” Usir kakak, sambil meledek seperti biasanya, dan Ichigo hanya tersenyum.
Aku hanya mendengus kesal dan kemudian keluar “Dasar kakak rese.” Gumamku.
Sore pun tiba, dan Ichigo memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Entah mengapa aku rada canggung memenggilnya dengan nama Ichigo “heheh” tawaku sendiri.
“Hei apa yang kau tertawakan?” tanya Ichigo tiba-ba memecah lamunanku.
“Eeh, tidak ada apa-apa kok.” Jawabku singkat dan aku mengantar Ichigo sampai ke depan rumah.
 “Terimakasih mau mengantarku.” katanya.
“Ya, sama-sama, jamata.” Kataku.
“Yo, Ruki.chan.” sahutnya dengan menyunggingkan sebuah senyuman kepadaku.
Aku kembali ke kamarku, ‘kami-sama perasaan apa ini? Apa aku benar-benar menyukainya?’ Ucap hati kecilku.

*---*

Beberapa bulan berlalu kini aku dan Ichigo sudah mulai dekat apa perasaanku ini akan terbalas. Entah mengapa sosok Ichigo yang dingin dan pendiam itu sekarang, sangat begitu dekat denganku kami juga akhir-akhir ini sering menghabiskan waktu bersama, kurasa dia juga mempunya perasaan yang sama denhganku. Ya semoga saja dan aku juga suka dengan sikapnya yang sekang begitu hangat klain dengan sikap dinginya yang dulu dia juga terlihat lebih ceria.
Semakin hari aku semakin yakin dengan perasaanku ini bukan kekaguman saja tapi, ya, inilah perasaan yang di sebut dengan cinta. Aku memang baru pertama kali mengalami perasaan seperti ini, memang cukup aneh karena pada usiaku ini aku baru merasakannya padahal banyak teman-temanku merasakan hal ini sejak aku duduk di bangku SMP. Seorang Rukia yang sangat cuek dengan penambilan dan sikapnya pun akan berubah karena perasaan ini. Ya, memang seperti itulah, aku berusaha menjadi seperti wanita lainnya dan sedikit merubah sikapku yang kadang seperti ‘laki-laki’.

Hari minggu ini Aku, Renji, dan Hitsugaya berjalan menuju toko buku. Untuk mencari buku pelajaran tapi kali ini kami pergi bersama tanpa Ishida, dia tidak bisa ikut karena harus pergi dengan orangtiuanya.
“Hei, Rukia sepertinya semakin hari kau semakin berbeda saja.” Ucap Hitsugaya.
“Aku setuju padamu Hitsu, dia sekmakin... girly.” Gumam Renji dan saat Renji mengatakannya ia berhasil membuat wajahku memerah.
“Hahahah.. iya kau benar baboon, dia sudah menjadi cewek beneran.” Tawa Hitsugaya diiringi seringai jahilnya.
“Heh,, apa maksudmu?? Aku memang cewek dari dulu tahu.” Ucapku.
“Iya Rukia kan memang cewek dari dulu.” Ucap Renji membelaku. “Tapi dia cewek jadi-jadian.” Lanjutnya dan aku meralat pembelaannya itu, karena kata-katanya itu adalah sebuah ejekan yang berhasil membuat kepalanya benjol menerima pukulan dariku.
“Sakiittttttt..” Erangnya dan aku tertawa atas kemenganku.
“Eehh,, Rukia lihat itu.” Kata Hitsugaya yang menunjuk pada seseorang yang dia lihat.
“Apa.....” Jawabku malas.
“Lihat dulu.” Paksa Hitsugaya sambil menutar kepalaku agar melihat pada objek yang ingin dia tunjukkan yang sedang duduk di sebuah restoran.
Mataku membulat saat aku melihat sosok Ichigo dengan seseorang. “I-ichigo senpai dengan seorang perempuan, siapa gadis itu??” Kataku bingung dan sedikit cemburu mengkin.
“Wahhh.. gadis yang manis.” Seru Renji perkataannya berhasil membuat perasaanku semakin bimbang.
“Rukia, kau tidak apa?? Bukannya dia sedang dekat denganmu??” Tanya Hitsugaya.
“Entahlah Hitsu, aku ini bukan siapa-siapanya. Aku tidak punya hak melarangnya dekat dengan cewek lain kan.” Kataku dengan sura parau yang sebenarnya bertolak belakang dengan apa yang kurasakan.
“Kau yakin Rukia??” Tanya Renji memastikan. Aku menjawabnya hanya dengan anggukan kecil dan senyuman yang sangat kupaksakan.

Rukia POV
Kami-sama, mengapa aku harus melihatnya dengan perempuan lain. Kenapa?? Aku memang tak punya hak untuk melarangnya berhubungan dengan gadis lain. Tapi, apa kedekatanku denganya beberapa bulan ini tidak berarti apa-apa untuknya. Siapa gadis manis berambut ungu itu?? Merekan kelihatan dekat sekali. Melihat Ichigo tertawa bersamanya benar-benar membuat hatiku sakit. Aku benci perasaan ini.
Normal POV
“Rukia.. sudahlah, jangan bersikap sok tegar.” Seru Renji.
“A-aku.. hiks..hiks.” Tanpa melanjutkan perkataanku air mataku sudah mengalir membasahi pipiku.
“Rukia..” Renji menarikku dalam dekapannya.
“Renji, mengapa begitu sakit... hiks..hiks.” Ucapku. Renji dan Hitsugaya mencoba menenangkanku, kami memutuskan untuk menenangkanku dan duduk disebuah cafe dengan keadaanku yang masih terisak.
“Rukia,, sudahlah berhenti menengis, lihat semua orang memperhatikan kita.” Bujuk Hitsugaya.
Ya, sekarang aku dan kedua sahabatku memang menjadi perhatian semua orang seisi cafe karena aku menangis dan mereka melihat kedua sahabatku degan tatapan curiga. “Su..lit...” seruku lirih.
“Aku tahu, tapi apa kata orang yang melihat kita.” Ucap Renji. “Mereka pasti berpikiran yang aneh-aneh pada kami.” Lanjutnya.
“Iya, Rukia tenanglah.” Sambung Hitsugaya. Aku pun berusaha menenangkan diri.
“Rukia itu gadis yang tegar dan kuat lho.”
“Yup, benar Rukia itu pantang menangis apalagi cuma gara-gara cowok.”
Seru kedua sahabatku yang mencoba menghiburku. Aku pun tersenyum kecil mendengar ucapan mereka dan melihat diriku yang sudah tenang mereka menghela nafas lega.
“Lebih baik kau tanyakan baik-baik, siapa cewek itu pada Kurosaki senpai.” Ucap Renji.
“Benar, mungkin saja cewek itu hanya teman atau sahabatnya,” Lanjut Hitsugaya.
“Tapi, apa aku tidak apa menenyakannya??” Tanyaku. “Itukan privasinya.
“Hn, gak apa kok kau kan sedang dekat dengannya, lagian dari pada kau mengis tidak jelas karena salah paham iya kan??” Kata Renji dan aku mengangguk.
“Masa seorang yang ceria, bersemangat  dan penuh ide bersedih seperti ini.” Ucap Hitsugaya, aku tersenyum lega serta bahagia mempunyai sahabat seperti mereka.
“Hahaha,, iya, penuh ide.. seperti idemu pada tiga hari yang lalu Rukia.” Renji tertawa sambil menatapku dan Hitsugaya hanya membung muka dan melipat kedua tangannya didada serta mendengus sebal. “Baboon sialan.”

Flashback
Tiga hari yang lalu, Aku, Renji dan Ishida membuntuti Hitsugaya yang pulang terburu-buru. Saat Hitsu berhenti di taman dekat sekolah kami bertiga mengumpat di belakang pohon yang cukup besar.
“Woi, kalian berdua aneh kenapa kita membuntuti Hitsu seperti ini.” Ucapa Ishida yang kesal karena aku dan Renji memaksanya ikut dalam penguntitan yang konyol ini.
“Sudahlah lihat saja bawel.” Sahut Renji.
“Ssstt.. kalian berisik sekali nanti ketahuan bodoh.” Seruku.
Hitsugaya yang sedari tadi duduk lalu berdiri dan sedikit mondar mandir tidak jelas mulai tenang saat seseorang yang sepertinya ditunggu tiba.
“Maaf membuatmu menunggu.” Ucap gadis itu, yang kami dengar dari tempat bersembunyi.
“Tidak apa kok, aku juga baru tiba.” Ucap Hitsugaya smbil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Apa yang kamu ingin bicarakan Toushiro.” Tanya gadis itu.
“Hmm.. begini momo,, sebenarnya... a-ak-ku su-dah lama ssssuuu-ka sama kamu.” Ucap Hitsugaya, terlihat sekarang mukanya memerah.
Momo pun ikutan blushy dan sedikit mengangguk dan berkata “sama.”
“Hah?? Kau serius Momo?? Berarti aku diterima ya ?? Tanya Hitsugaya dan Momo hanya tersenyum malu. “Yeahhh,, aku di terima....” Ucap Hitsu sambil loncat-locat gaje. *author dpt deathglare.
“Yeeeeyyyyyy.. hahaha..” Teriakan senang kami dari balik pohon.
“Hei, siapa itu?? Tunjukkan diri kalian!!” Teriak Hitsugaya.
“Rukia, kita ketahuan.” Ucap Renji. Kami bertiga pun menunjukkan diri kami, aku dan yang lainnya hanya tersenyum tanpa dosa sambil melambaikan tangan kepasangan baru tersebut.
“Dasarrr... penguntittt,........” Teriak Hitsugaya.
“Kyaaaaaaa.....” Kami bertiga pun lari.
End Flasback.
“Huh,, kalian memang menyebalkan.” Ucap Hitsuagaya ketus.
“Hahah,, iya itu memang ide gila, membuntuti orang yamg ingin menyatakan cinta.” Tawa Renji.
“Maafkan aku Hitsugaya....” Ucapku lirih.
“Sudah lupakan saja, aku gak marah kok.” Kata Hitsugaya.
“Tapi kenapa kau sewot gitu??” Tanya Renji.
“Hmm.. hanya sedikit malu.” Seru Hitsugaya.
“Hahahah,, dasr anak kecil.” Ledek Renji.
“Baboon sialannn...” Teriak Hitsu kesal.
“Hihihi... dasar kalian ini.” Senyumku. Aku yang terbisa melihat tingkah mereka hanya terkekeh dan tanpa disadari aku sudah tertawa lagi jika bersama mereka. Entahlah jika tidak ada mereka bagaimana nasibku ini.
“Nahhhh.. begitu dong ketawa, kan lebih kelihatan Rukia yang biasanya.” Ucap Renji.
TO-BE-CONTINUE

ADMIRE ( fanfiction )


ADMIRE by Cikadev

BLEACH - TITE KUBO

Chapter I


“Dia sangat misterius.. apa aku mulai mengaguminya.. atau menyukainya??”

Aku adalah Kuchiki Rukia, umurku 16 tahun aku adalah seorang gadis yang sangat berbeda dengan gadis lainnya, karena aku suka dibilang aneh, tomboy tapi cukup menyenagkan. Hehhe.
“Hei, Rukia jangan melamun.” Ucap seseorang padaku.
“Huh, ia kakakku yang bawel.”Jawabku sambil meladeknya,dia adalah Kuchiki Byakuya kakakku.
“Ayolah jangan lelet, hari ini kan tahun ajaran baru apa kau tidak ingin bergegas sampai ke sekolah dan mencari kelas barumu.”  Ucapnya dengan panjang lebar.
“Iya,iya.. tunggu sebentar .” jawabku. Aku dan kakakku memang berada satu sekolah yang sama yang membedakan hanyalah kelas, sekarang dia kelas 3 dan aku kelas 2 SMA.
“Rukiaaaaaaa.. kalau kau masih lelet juga aku tinggal ia.” Tereak Byakuya.
“Hahaha, aku sudah siap.” Kataku yang berlari ke arah pintu sambil memakai sepatu dan dengan sebuah roti dimulutku,’ hehe.’
“Dasar pemalas, lelet.” Ejek kakak sambil mengeplak palaku dengan bukunya.
“Aaaawww, sakit tau.” Erangku  sambil mengelus-elus kepala yang dipukulnya.
“Hahaha, makanya jadi orang tepat waktu dong, jadi perempuan jangan pemalas.” Tawanya sambil mengejekku.
“Aaahhh, bawel.” Jawabku singkat.
Disepanjang perjalanan menuju sekolah kamipun bertemu teman-temanku dan teman kakak, aku bertemu Renji,  Hitsugaya, dan Ishida sahabat karibku dan aku juga bertemu dengan teman kakak yaitu, Ukitake, Urahara, Kenpachi dan si Kurosaki yang misterius. Entah sejak kapan aku memperhatikannya dan mulai mengaguminya.
“Hoi, Rukia kenapa bengong??” Tanya Renji yang memecahkan lamunanku.
“E..eehh, tiadak apa-apa kok.” Jawabku kaget.
“Yang benar??” sahut Hitsu.
“Benarr!! ngeyel banget si kau Hitsu.” kataku.
“Yeee,, aku bukannya ngeyel, tapi sejak kau dekat dengan para senpai sepertinya ada salah satu dari mereka yang menarik pandanganmu.” Goda Hitsugaya kepadaku.
“Aaahh,, tidak.” Kataku sambil memalingkan mukaku yang mulai merona.
“Hahaha,, apa katamu Hitsu?? Rukia tertarik pada senpai cowok, bukanya dia cowok??” kata Renji yang terlihat jelas-jelasan meledek.
“Heii, kurang ajar kau baboon, aku masih suka cowok tau.” Ucapku sambil mengerucutkan bibirku.
“Ehemm.. kalian berisik sekali.” kata Ishida yang dari tadi terdiam dan hanya mendengarkan percakapan kami.
“Tau, ni si baboon dan anak SD berisik.” Ledekku kepada Renji dan Hitsugaya.
 Renji dan Hitsu salimg menatap kemudian tertawa bersamaan “Hahahahah.” Dan mereka melayangkan jitakan dikepalaku.
Seteleh kami lumayan lama berjalan kamipun tiba di sekolah.
“Rukia, kami duluan ia.” teriak kakakku dan para senpai kecuali Kurosaki senpai yang hanya tersenyum kecil.
“Yo, senpai.” kataku sambil tersenyum.’Tidak ku sangka  ternyata dia dapat tersenyum juga.’ kataku dalam hati sambil bingung melihat ke arah Kurosaki senpai.
“Yasudah mari kita juga masuk.” ajak Renji sambil menyeret tanganku.

^^^^^^^

Aku, Hitsu, Renji dan Ishida masuk ke sekolah dan mencari kelas masing-masing, ternyata kami semua sekelas lagi.’ Hahaha.’ memang dasar kami soulmate, tidak ku sangka dapat sekelas lagi dengan mereka.
Kamipun duduk di tempat masing-masing, seperti biasanya aku memilih tempat duduk dekat jendela, entah mengapa itu adalah tempat duduk favoritku di kelas, Renji duduk di belekangku dan Hitsu di sampingku sedangkan Ishida seperti biasanya dia memilih tempat duduk paling depan maklum dia kan murid terpintar di Shinigami High School, meski kami berbeda karakter kami selalu ingin bersama dan selalu dekat.
Jam pelajaran pun dimulai, sesuai jadwal pelajaran baru dijam pertama kelasku adalah pelajaran Ichimaru sensei, yap pelajarannya adalah pelajaran yang membosankan karena kami harus manghitung dan manghitung dengan rumus-rumus yang bikin otakku ingin meledak *lebaii.
 Aku yang malas memperhatikan Ichimaru sensei mengoceh tidak jelaspun memelingkan wajah ke arah jaendela dan memandangi lapangan olahraga yang ternyata ada anak kelas 3 matakupun tertuju pada warna rambut yang mencolok, ia itu adalah Kurosaki senpai, sosok laki-laki misterius dan sangat pendiam.
“Pletak, aduhhhh.” akupun kaget dan mengaduh kesakitan, sambil mengelus-elus kepalaku.’iiitaaaiiii.’ eluhku.
“Kenapa kau melamun Kuchiki??” tanya Ichimaru sensei yang menimpuk kepalaku dengan spidol.
“Iii..ituu, daijoubu sensei, aku hanya sedikit mengantuk.” kataku sambil beralasan.
“Oohh,, kau mengantuk.” uacapnya.
“Un,, sensei.” jawabku cepat.
“Kalau kamu mengantuk mendingan kamu cuci muka, kemudian berdiri di luar kelas sampai jam pelajaran saya selesai.” katanya yang terlihat agak marah.
“haii, sensei, gomenasai.” kataku sambil berjalan ke luar kelas.
 ‘hmm.. sebenarnya suka tidak suka si dihukum, akhirnya bisa melarikan diri dari pelajaran matematika, tapi gak bisa liatin Kurosaki senpai yang sedang olahraga kussoo.’ gumamku yang sedang berdiri di luar kelas.
Tidak lama kemudian sosok seseorang yang ku kagumi lewat di depanku, ia tampak cool setelah olahraga, iapum berjalan melewatiku, entah mengapa aku menjadi gugup dan merasa malu.. walaupun aku tau dia tiadak menatapku.

^^^^^^^

Setelah hukuman selesai akhirnya istirahatpun tiba.
“Rukia, kenapa tadi kau melemun begitu??” Tanya Ishida.
“Hmm.. gapapa kok.” Jawabku santai.
“Eehh, Ruki, tadi kau bengong di kelas bukan karena nagantuk kan??” Tanya  Renji. “Aku memperhatikan sikapmu di kelas tadi.” Sambungnya.
“Gak kok bener deh aku cuma nagntuk.” Kataku meyakinkannya.
“kalau kau suka dengan Kurosaki senpai bilang saja,  terus kenapa gak cari tau tentang dia dari Byakuya senpai dia kan teman dekatnya.” Kata Renji yang benar-benar membuatku salah tingkah dan kehilangan kata-kata.
“Renji jangan sok tau ia.” Sahutku kesal karena takut ketahuan bahwa aku memang mulai suka dan mengagumi Kurosaki senpai.
“Jangan menyembunyikan perasaanmu dariku, kau pikir kita sudah berteman berapa lama??” Ucapnya.
“Gakk tau ahh,, gak peduli.” Kataku, Renji hanya menatapku dengan senyum nakalnya sedangkan Hitsu dan Ishida yang sedari tadi mendengar percakapan kami hanya terkekeh geli.

^^^^^^^

Setelah seharian di sekolahpun, akhirnya kami pulang.
“Ruki, lama sekali si kau kutunggu dari tadi.” Seru Byakuya yang sedari tadi menunggu Rukia di gerbang sekolah.
“Gomen membuatmu menunggu.” Jawabku singkat. Kamipun berjalan menuju rumah.
“Tadaima.” Kataku dan kakak sesampainya di rumah.
“Selamat datang.” Sahut ibu menyambut kedatangan kami.
Akupun langsung pergi ke kamarku untuk mengganti pakaian, tidak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kamarku.
“Tok..tok.. Rukia, boleh aku masuk??” Kata kakak dari luar kamar.
“Ia, silahkan.” Jawabku, kemudain kakak pun masuk ke kamarku.
“Hmm,, ada apa kak??” Tanyaku.
‘’Gapapa kok hanya ingin mengobrol saja.” Jawabnya.
“Ooohh.....” tanggapku singkat.
“Ku dengar katanya kau tadi di hukum oleh Ichimaru sensei ia?? Heheh, ayo ngaku.” Ucapnya.
“Eeehh, itu kau tau dari mana?? Pasti dari si baboon Renji ia atau Hitsu atau Ishida?? Huuh, dasar pengadu.” Ucapku sambil kesal.
“Hahha,, bukan kok bukan mereka.” Jawab kakak.
“Terus dari siapa dong??” Tanyaku penasaran.
“Toba tebak.” Kata kakak sambil menggodaku.
“Males,, ahh tebak-tebakan segala.” Kataku sambil manyun.
“Ia,ia aku beri tahu tapi jangan manyun, jelek tau.” Katanya sambil tersenyum.“Aku tau dari Ichigo.” lanjutnya.
“Apa?? Kuro senpa..ii, ku kira tadi dia tidak memperhatikan aku yang sedang di hukum.” Kataku dengan suara yang lirih dan tersenyum kecil.
“Iya dari dia, siapa lagi yang melihatmu waktu di hukum selain dia. hahha, memalukan.” Ejeknya.
“Reseee,, kakak rese banget si bisanya meledek saja dari tadi.” Rengekku.
“Hahahaa, becanda kok, lagian dihukum itu kan bukan hal yang pertama kali buatmu.” Lanjutnya.
“i know, i know.” Jawabku seperti orang tidak berdosa.
“Ooo, ia  jika ku perhatikan akhir-akhir ini tingkahmu jika bertemu Ichigo aneh, kau mulai suka padanya ia??” Ucapnya.
“Hmm,, aku gak tahu baru kali ini aku merasakannya, jika bertemu dia perasanku jadi aneh.” Kataku jujur, dengan malu-malu.
“Hmm,, adikku sedang jatuh cinta ternyata.” Serunya.
“Nani?? Jatuh cinta, tidak kok aku hanya kagum dengan sosoknya yang misterius.” Kataku mencoba mengelak.
“Jika kau suka padanya gapapa kok dia orang yang baik lagian mumpung dia masih jomblo.” Katanya sambil menyaringai.
“Hah, serius gapapa?? Kenapa dia gak punya pacar, bukannya banyak wanita suka padanya??” tanyaku panjang lebar dan penasaran.
“Gapapalah namanya juga manusia wajar kok  kalau jatuh cinta, ia memeng banyak wanita suka padanya, tapi entah mengapa dia sangat cuek, bahkan waktu itu dia menolak seorang gadis yang menyatakan cinta padanya.” Jawab kakak serta bercerita tentang Kurosaki senpai kepadaku.
“Heheh,, wahh, kenapa dia aneh banget ia jadi cowo??” Kataku.
“Entahlah, mungkin dia merasa tidak cocok.” kata kakak sambil keluar kamar.
“Wahh, apa Kuro senpai jangan.. jangann....” ucapku sambil menggantungkan kata-kata.
“Apa?? Yaoi mksudmu??” sahut kakak. “Enggak kok dia masih normal hanya saja, ia belum menemukan seseoang yang benar-benar di sukai.” Katanya sambil berjalan dengan suara yang semakin lama semakin kecil.
“huft,, sukurlahh.” ucapku lega mendengarnya.


^^^^^^^^

Setelah beberapa minggu berlalu, akupun yakin dengan perasanku, ia perasaan kagum ini memeng berubah menjadi sebuah pearaan yang di sebut cinta.‘apa perasaan ini akan terbalas??’ tanyaku pada hatiku.
“hoii, Ruki kau melamun lagi??” Kata Hitsu.
“Heheh,, apa ia aku melemun??” kataku.
“Ia dari tadi kau melamun.” ucap Hitsu.
“Halooo.. semuaa....” Kata para senpai disertai kakakku menggahampiri aku dan Hitsu yang sedang duduk di sudut kantin.
“Haloo.. senpai semuaa....” Jawabku dan Hitsu serempak.
“Boleh kami bergabung??” Tanya Ukitake senpai disertai senyum dari semuanya.
“Haha, silahkan.” Jawabku.
“Ooo, iya, Hitsu, Ruki apa kalian ingin bergabung dengan kami untuk weekend ke pantai??” Ajak Urahara senpai sambil meminum jus jeruknya.
“Hmm.. apa kami tidak mengganggu.” kata Hitsu.
“Tentu tidak.” Jawab mereka serempak.
“Tambah ramai itu tambah seru liburannya.” sahut Kenpa senpai.
“Alooohaaaa,, lagi pada ngomongin apa si kayaknya seru deh, kok gak ajak-ajak aku.” Ucap Renji yang baru datang.
“Kami berencana untuk pergi ke pantai weekend ini, apa kau akan ikut juga Renji??”  Kta kakakku.
“Waaahh, pantai.. aku pasti ikut, kau juga kan Ishida.” Jawab Renji senang.
“Apa boleh buat kalian bertiga ikut, aku juga harus ikut.” Jawab Ishida stay cool.
“Yup, kalau begitu baguslah, oia, kalau yang punya pacar boleh ajak pacar kok.” Kata Urahara.
“Hahh, pacar??” kataku.
“Yup, aku juga bawa Hisana kok.” Sahut kakaku.
“Kalau begitu, aku ajak Soifon ahh.....” Teriak Renji senang, karena baru jadian dengan Soifon.
“Aku juga akan mengajak Inoue deh.” Lanjut Isahida.
“Aku juga mengajak Yoroichi.” Ucap Urahara sambil tersenyum.
“Huuuuaaahh,, ini mah aku bakal jadi kambing conge dong.” Kataku dan Hitsu bersamaan.
Sebenarnya Hitsu lagi pedekete sama Hinamori, tapi karena belum jadian jadi gak mau nagajak deh.
“Tenang aja kan ada aku yang bisa menemani kalian.” Kata Kenpa senpai yang masih jomblo sambil gandeng Kuro senpai.
“Huuhh, ya sudahlah, nasipp.” Seruku.
“Yaaa, barangkali saja nanti ada yang cinlok.” Kata kakakku yang jeles-jelas menyindir.
“Apa maksudmu??” Sahutku.
“Daijoubu, imooto.....” Katanya sambil nyengir ampir kayak Hiruma Youichi.

^^^^^^^
*WEEKEND*
“Apa sudah berkumpul semua??” Tanya Kenpachi.
“Belum, adikku dan Hitsugaya belum tiba.” Ucap Byakuya. ‘Dasar lelet kebiasaan, awas saja kalau sudah tiba nanti.’ serunya dalam hati.
“Hiiiiiiiiiiii,, ohayou minna.” Kataku sambil teriak ketika sampai di ruamah Urahara senpai yang di jadikan tempat berkumpul.
“Pagii semua.” Kata Hitsu juga.
“Hei, kamu lelet banget si Ruki.” Ucap kakakku.
“Yeee, siapa suruh meninggalkan aku.” Jawabku cuek.
“Aku kan menjemput Hisana.” Kata kakak.
“iya, bawel aku tahu.” Sahutku ngeyel.
“Yah, sudah berkumpul semua, mari kita jalannn.....” Teriak Renji sambil merangkul Soifon.
Kami semua berangkat, aku naik mobilku yang dikendarai kakak, akupun tidak menyangka jika Kuro senpai juga akan ikut di mobilku, ia dia duduk di mobilku selain itu ternyata aku juga duduk di sebelahnya, Kenpa senpai dan Hitsu juga ada di mobilku tapi mereka duduk di bangku belekang, aku merasakan jantungku yang berdetek cepat aku tidak tau apa yang harus aku lakukan untuk menghilangkan rasa gugup ini. Untung saja Hitsu mengajak aku berbicara. Disepanjang perjalanan aku memperhatikannya yang sedang asik mendengarkan musik dari ipodnya, tiba-tiba...
 “Rukia-chan mau mendegarkan lagu bersamaku.” Ajaknya sambil memberikan sebelah headshetnya padaku.
“Hmmm.. apa boleh??” Tanytaku rada gugup.
“Silahkan.” Ucapnya.
“Aa..arigatou senpai.” Ucapku yang menyadari bahwa mukaku memerah..’Dia berbeda sekali’ kataku dalam hati.

^^^^^^^

Setelah perjalan yang ccukup lama kamipun sampai di tempat tujuan, yaitu sebuah pantai yang indah yang ada di Kyoto.
“Huahh,, akhirnya sampai juga, aku sangat cape.” Ucap Hitsu.
“Yiippiiee, pantainya indah sekali.” Teriakku senang.
Lalu kami, menurunkan barang-barang dari bagasi, dan satu persatu kami memasuki resort yang telah di pesan, setelah pembagian kamar serta merapihkan barang aku langsung berenang di pantai.
Aku sangat senang, karena aku suka sekali dengan pantai, aku dan Hitsu mencoba membangun istana pasir, sedangkan yang lainnya sibuk dengan pasangan masing-masing,  sedangkan Kenpa senpai sedang tidut sambil berjemur dan Kurosaki berenang. Setelah selesai membangun istana pasir aku berenang dan Hitsu memutuskan untuk kembali  ke resort dan beristirahat.
Akupun berenang sampai lupa waktu, saat aku memperhatikan sekitarku ternyata hanya ada aku dan Kurosaki, tanpa ku sadari ombak mulai membesar  dan air laut pun pasang aku mencoba berteriak tapi sulit, entah aku tidak tau aku akan selamat atau tidak, akupun mulai tenggelam.
“Rukia..Rukia.. bangun, cepatlah sadar jangn membuat aku khawatir.” Ucap Byakuya dan semuanya khawatir.
“Biarkan dia istirahat dulu, dia hanya pingsan.” seru Hisana sambil menenangkankakak.
 “Kalian keluar saja aku akan menggantikan bajunya agar tidak masuk angin.” Ucap Hisana di sertai anggukan Soifon.
“Un, aku bantu.” Kata Soifon.
Sudah berjam-jam sepertinya aku pingsan, semua yang menunggu dan memani sudah tertidur kecuali Ichigo.
“Rukia.. ku mohon bangun.” Gumam Ichigo.
“Mmmmphh.. a..aku,, apa yang terjadi padaku??” Tanyaku yang masih lemah dan mencoba menginat semua apa yang terjadi padanya.
“Ru..kia, kau sadar juga akhirnya.” Ucap Ichigo sambil membangunkan kakakku Byakuya yang tertidur di sampingnya.
“Iya, Rukia, akhirnya kau sadar, aku sangat mengkhawatirkanmu.”  Sahut kakak yang benar-benar terlihat mengkhawatirkanku.
Semuanya  pun terbangun dari tidur, dan mereka senang dengan keadaanku yang sudah siuman.
‘Apa yang terjadi  padaku, tadi aku merasa tenggelam, tapi.. rasanya ada seseorang yang menyelamatkanku dan.. memberikan aku napas buatan,, apa itu dia.. berarti tadi secara tidak langsung kami berciuman.’ Batinku yang bertanya-tanya bingung sambil menatap wajah Ichigo dengan wajah merona.
“Rukia sebaiknya kau minum obat dulu.” Seru kak Hisana sambil memberikan obat padaku.Akupun meminum obat itu.
*di balkon*
“Ichigo terima kasih tadi kau menolong adikku.” Ucap Byakuya.
“Hai, douita Byakuya.” Ucap Ichigo.
“Aku memang kakak yang tidak becus menjaga adikku.” Sesalnya. ”Aku merasa sangat bersalah.”
 “Hmm,, makanya jangan lupa sama adik kalau sedang pacaran.” Jawab Ichigo serta seringainya.
”Hhmm.. ngomong-ngomong apa kau menyukai adikku??” tanyanya to the point.
“Eehh, suka maksudmu apa??” Tanya Ichigo bingung .
“Maksudku suka sebagai pria kepada wanita.” Jelas Byakuya.
“Aku tidak tau, tapi aku selalu menyukainya sebagai adik, karena dia orang yang bersemangat dan ceria.” Ucap Ichigo yang sebenarnya menyenbunyikan suatu perasaan yang belum ia yakini.
“Ooohh,, begitu.” Sambut Byakuya sambil menatap indahnya langit pada malam itu.
“Memangnya kenapa kau menanyakan hal itu??” Tanya Ichigo sambil menaikkan sebelah alisnya.
“Hahha,, daijoubu Ichigo, aku hanya bertanya iseng saja.” Katanya sambil tersenyum.
“Hah, dasar aneh-aneh saja.” Sahut Ichigo sambil mengerutkan dahinya.
“Wahh, kau yang lebih anehh.. masa RAJAnya aneh teriak aneh.” Canda Byakuya. Kedua sahabat itupun saling menatap kemudian tertawa bersamaan.

^^^^^^^

Pagi haripun tiba, cahaya matahari yaang hangat, suara ombak yang merdu menyapu pantai membangunkan tidur nyenyakku dan yang lainnya.
“Huamzz,, Ohayou Soifon, kak Hisana” Ucapku.
“Ohayou, Rukia.” Jawab mereka.
“Bagaimana keadaanmu sekarang??” Tanya Soifon.
“Aku merasa lebih baik setelah minum obat semalam.” Kataku sambil tersenyum.
Kamipun beranjak pergi ke ruang makan untuk sarapan. Saat makan pun terasa hening, tapi tiba-tiba kakakku memecah keheninagan.
“Rukia, apa kau sudah bilang terima kasih pada Ichigo yang telah menyelamaykanmu kemarin??” tanya nii-sama..
“Eehh, ia belum.” Jawabku sambil tersipu malu.
“Sudahlah Byakuya itu tak masalah.” Jawab Ichigo.
“Tapi benar kata kakak.” Sahutku dan kemudian aku berdiri sambil sedikit menundun dan berkata “Kurosaki senpai Hontou ni Arigatou.”
“Un, douitashimashite. Sudah sewajarnya aku membantumu.” Seru Ichigo sambil tersipu.
Kami pun melanjutkan makan dan setelah itu kami berkemas untuk kembali ke Karakura.
 To Be Continue~~