Kamis, 29 Mei 2014

Surprise ANNIVERSARY with Vulnerable Song



BLEACH ANIME BY TITE KUBO.
VULNERABLE SONG BY 2NDHAND SERENADE.
THIS FANFIC WROTE BY CIKADEV.

“Surprise ANNIVERSARY with Vulnerable song !”
SUMMARY : Hari ini adalah ulang tahun pernikahan kami yang ke 7, apa Ichigo melupakannya?? Mengapa sikapnya aneh sekali hari ini, padahal aku punya kejutan untuknya. Apa itu sebuah kejutan..

Matahari pagi masuk memlalui celah jendela kamar kedua insan ini yang telah menikah selama 7 tahun. Ya hari tepat umur pernikahan mereka yang ke 7.
“Ichigo, bangun apa kamu tidak kerja hari ini.” Suara Rukia yang membangunkan suaminya itu.
“Hmm,, aku masih mangantuk sayang.” Jawabnya masih dengan mata tertutup.
“Ichigo jangan manja, Ichiru saja sudah bangun.” Ucap Rukia yang sedang memakaikan pakaian kepada anak mereka.
“Papa, ayo bangun nanti Ichi terlambat sekolah lagi.” Ucap anak kecil itu sambil menemplok pada ayahnya yang masih tertidur itu. Rukia yang melihatnya hanya tersenyum.
Ichigo yang merasa di ganggu oleh Ichiru anaknya, ia membalikkan badannya dan segera memeluk dan menciun putra kecilnya itu.
“Oke, oke, papa bangun sayang.” Ucap Ichigo seraya berdiri sambil menggendong Ichiru dan memberikan ciuman selamat pagi kepada Isterinya.
“ichiru, sini sama mama, biar papamu mandi dulu sayang.” Ucap Rukia yang menganbil Ichiru dari gendongan Ichigo, Ichigo pun berjalan meuju kamar mandi.
RUKIA POV.
Kami-sama terima kasih untuk hari ini, dihari yang cerah ini aku bahagia sekali karenatanpa terasa usia pernikahanku dengan Ichigo sudah berumur 7 tahun, terima kasih juga untuk hadiah yang kau berikan pada ulang tahun pernikahan kami kali ini.
Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan untukku, selain hari ini hari ulang tahun pernikahanku dan Ichigo yang sudah menjadi pendamping hidupku selama 7 tahun ini, aku juga diberikan hadiah yang terindah dari tuhan mungkin ini adalah hadiah terindah untuk semua yang mendengarnya. Aku sengaja masih merahasiakan hadiah ini, ini adalah kejutan untuk Ichigo dan keluargaku.
Entah mengapa sejak ia bangun tadi aku membangunkan Ichigo, dia tidak mengatakan apapun, apa dia lupa kalau hari ini anniversary kita yangke 7. Ada apa dengannya?? Tidak biasanya dia seperti ini.
NORMAL POV.
Ichigo keluar dari kamar dan berjalan keruang makan. “Hmm,, aromanya harum sekali.” Serunya.
“Ya, ini sarapan special untuk keluargaku tercinta.” Ucapaku. “Duduklah Ichigo, segeralah makan makanmu sebelum dingin.” Lanjutku.
“Hmm,, sayang makanan yang kau buat sudaah pasti enak.” Ucapnya. “Tapi kurasa aku sudah kesiangan, maaf sayang aku tidak ada waktu untuk sarapan.” Sambungnya dan kata-katanya membuat aku sedikit bingung ‘tidak biasanya Ichigo seperti ini.’ Umpatku dalam hati.
“Oohh,, apa sesibuk itukah kau hari ini??” Tanyaku.
“ya, aku ada rapat pagi ini.” Kata Ichigo. “Ichiru, mari kita berangkat.” Ajak Ichigo pada Ichiru.
“Baik, ayah.” Ichiru pun berlari kecil menuju Ichigo, tidak lupa ia pamit dan mencium ibunya. “Ibu aku berangkat dulu.” Seru anak berusia 5 tahun itu.
“Hati-hati sayang, nanti ibu jemput seperti biasa.” Ucap Rukia dengan senyuman manisnya.
“Yo, aku juga berangkat sayang.” Ujar Ichigo dengan memberi kecupan kecil di bibir isteri tercintanya. Rukia hanya membalasnya, dan sedikit bingung dengan tingkah suaminya.
ICHIGO POV
Aku dan Ichiru pun berangakat ‘Maafkan aku sayang’ hanya kata itu yang dapat keluar dari lubuk hatiku. Mungkin Rukia sedikit kecewa dengan sikapku pagi ini, ralat mungkin sangat kecewa karena aku bersikap biasa saja pada ulang tahun pernikahan kami, tapi jika aku tidak bersikap seperti ini kejutan yang kubuat tidak akan menjadi kejutan lagi.
“Ichiru.” Paggil Ichigo pada anaknya yang sedang duduk didalam mobil ferrarinya.
“Iya, ayah.” Jawabnya.
“Hmm,, nanti kamu dijemput sama om Renji ya.” Ucapku.
“Heh,, nanti kalau mama menjeputku juga bagaimana pa??” Tanyanya sedikit bingung.
“Nanti papa yang bilang sama mama, agar tidak usah menjemput Ichiru.” Jelasku pada Ichiru sambil mengacak rambut orangenya.
“Oke, pa.” Senyumnya, ia pun turun dri mobil danmemasuki gerbang sekolahnya.
-
Di kantor Ichigo
“Pagi, Ichigo bagaimana rencana kejutan nanti??” Tanya Renji.
“Yo, Renji jalankan rencananya, bantu aku yo.” Kataku.
Aku merencanakan suatu kejutan untuk Rukia mungkin rencana ini akan bejalan lancar dengan bantuan teman-teman dekatku dan Rukia, ya tentunya tanpa diketahui Rukia.
“Renji nanti kamu jemput Ichiru ya.” Ucapku pada Renji.
“Yo, baiklah jeruk, aku juga sudah bilang pada Tatsuki agar menyampar rukia nanti.” Serunya.
“Terima kasih ya baboon.” Ucapku.
“Sama-sama jeruk.” Katanya. “Ohh,, iya Ishida dan Inoue serta teman yang lainnya juga akan membantu.” Lanjutnya.
“Wuaahh,, baguslah, tambah banyak yang membantu tambh seru.” Ucapku.
“Hahaha,, kau romantis juga jeruk.” Ucap Hitsugaya yang baru datang dan aku hanya tersenyum.
-
NORMAL POV
Hari pun sudah siang Renji menjalankan tugasnya. “Halo, sayang aku sudah di sekolah Ichiru.” Ucap Renji pada seseorang diseberang telepon.
“Ya, aku dan Inoue juga sudah berada di rumah Rukia.” Ucap tatsuki dengan suara lirih seakan agar orang ada ada didekatnya tidak mendengar.
“Bagus sayang, ajak Rukia ngobrol agar dia terlambat menjemput Ichiru.” Kata Renji.
“Beres sayang, ya sudah bye.” Ujar Tatsuki dan segera menutup teleponya.
-
“Ichiru, ayo kemari jagoan.” Ucap Renji dan langsung menggandeng Ichiru ke dalam mobil jaguarnya.
“Om, langsung mengantarku pulang kan??” tanya Ichiru.
“Hmm.. sepertinya tidak.” Ucap Renji pada anak itu.
“Memangnya mau keman dulu om??” Tanyanya lagi.
“Kita akan jalan-jalan dulu. Ichiru suka jalan-jalan kan??” Ucap Renji.
“Asyikkk.... aku suka om.” Kata Ichiru yang kegirangan.
-
“Rukia, kenapa kamu terlihat murung??” Tanya Inoue.
“Iya, kau tampak murung Ruki??” Sambung Tatsuki.
“Eehh,, tidak apa-apa kok.” Ucapa Rukia.
Mereka pun mengobrol cukup lama Inoue dan Tatsuki berhasil membuat Rukia tidak ingat jam berapa sekarang. Mereka membicarakan tentang keluarga mereka masing-masing. Ya, mereka memang sudah jarang ketemu apalagi saat mereka sudah menikah, tapi suami mereka masih srieng bertemu karena ada beberapa dari mereka yang sekantor seperti, Ichigo, Renji dan Hitsugaya mereka bekerja sama membangun Shinigami Corps yang sekarang dipimpin Ichigo yang dibantu dua orang teman dekatnya, sedangkan Ishida menjadi dokter yang bekerja di Karakura Hospital. Merasa bahan obrolan mereka sudah habis Rukia pun menyadari bahwa ia sudah lupa waktu mengobrol dengan dua orang temannya.
“Astaga.” Ucap Rukia sambil menepuk dahinya.
“Kenapa Rukia??” Tanya Tatsuki.
“Aku terlambat menjemput Ichiru.” Gumamnya iapun mulai resah.
“Ya, sudah aku antar kamu Rukia, aku bawa mobil kok.” Ucap Inoue, mereka bertiga segera masuk kemobil Inoue.
“Inuoe lebih cepat.” Perintah Rukia.
“Iya, ini juga sudah cepat.” Ucap Inoue.
“Sudahlah Rukia tenang sedikit.” Bujuk Tatsuki.
“Bagaimana aku bisa tenang, aku melupakan anakku.” Ucap Rukia benar-benar khawatir.
Saat mereka sampai di sekolah Ichiru, Rukia langsung berlari ke kelas Ichiru sedangkan Tatsuki dan Inoue hanya menahan tertawa melihat wajah khawatir temannya.
“Tega sekali kita membuat Kurosaki.san seperti ini.” Ucap Inoue lirih.
“Tidak apa-apa kok, ini kan hanya sebuah kejutan.” Ujar Tatsuki sambil menepuk pundak Inoue yang tidak tega mengerjai Rukia.
“Hah..hah..hah,, mereka sudah pulang semua.” Ucap Rukia yang terengah-engah pada kedua temannya.
“Kau sudah tanya stpam Ruki??” Ucap Tatsuki.
“Sudah, tapi mereka sudah pulang semua.” Ucap rukia yang gusar. “Aku memang ibu yang bodoh.” Gumamnya sedikit lirih dan tanpa terasa air matanya mengalir.
“Ya, sudah kita cari Ichiru sekarang.” Ajak Tatsuki dan Inoue bersamaan.
“Iya, kita harus cari sampai ketemu.” Ucap Rukia. “Ichiru tidak biasanya dia tidak menungguku.” Lanjutnya.
“Mungkin ia bermain ke rumah temannya.” Ujar Inoue.
“Tidak mungkin, kalau dia ingin main pasti dia meminta izinku dulu.” Ucap Rukia.
-
“Huahh,, om Renji aku cape.” Seru Ichiru sambil menguap kecil.
“Oohh, kalau Ichiru cape kamu tidur dulu aja sayang, kalau sudah sampai nanti baru om bangunkan.” Seru Renji.”
“Ya, sudah Ichiru tidur duku ya om.” Ucap Ichiru yang sudah lelah karena seharian bermain. Renji yang melihat tingkah anak kecil ini hanya dapat tersenyum. “Benar-benar seperti ibunya.” Gumam Renji. Ia melanjutkan mengemudi mobilnya ke senuah restoran yang sudah di sewa oleh Ichigo dan itu adalah tempat mereka janjian, restoran itu adalah restoran milik Matsumoto yang juga sahabat mereka.
Di restoran Matsumoto
Setelah memarkirkan mobilnya Renji mengendong Ichiru yang sudah terlelap dan membawanya masuk ke restoran itu. Ia pun berjalan ke meja Ichigo.
“Ichigo, anakmu tampak lelah sekali.” Ucap renji. “Tapi tampaknya dia sangat senang.” Lanjutnya.
“Iya, tidurnya sangat lucu.” Ucap Ichigo sambil mengambil Ichiru dari gendongan Renji.
“Hahah,, kau juga tampak lelah sepetinya.” Ucap Hitsugaya pada Renji.
“Begitulah, anak Ichigo sangat aktif.” Ucap renji dan Ichigo hanya tersenyum.
“Siapa dulu ayahnya, aku.” Ujau Ichigo bangga.
“Itung-itung kamu belajar jadi ayah Renji.” Ucap Ishida dam mereka tertawa.
-
Hari pun sudah mulai gelap, wajah Rukia benar-benar sangat khawatir dan ketakutan karena sejak siang tadi Ichiru yang dicari belum ditemukan Ichigo yang sedari tadi dihubungi juga tidak ada jawaban. Rukia benar-benar kehilangan.
“Aku lapor polisi saja.” Ucap rukia tiba-tiba mengambil keputusan.
“Tidak mungkin Rukia, kita kehilangan Ichiru belum 24 jam.” Jelas Tatsuki.
“Tapi tidak ada pilhihan lain.” Ucap rukia dengan nada tinggi, ya ke sabarannya telah habis.
“Rukia, tenangkan dirimu dulu, wajahmu tampak pucat, kita mampir ke restoran dulu ya untuk mengisi perut kita kan belum makan sejak tadi siang.” Ajak Inoue yang khawatir dengan Rukia.
“Tapi, Inoue...” Ucapannya terpotong.
“Tapi apa Kurosaki.san kamu mau membuat anak dalam perutmu, kelaparan.” Inoue yang tahu tentang kehamilan Rukia terlihat cemas dengan keadaan temannya, Inoue mengetahui hal itu karena sewaktu Rukia merasa tidak enak badan ia memeriksakan dirinya di eumah sakit tempat Ishida bekerja. Ishida dan Inoue yang yahu dengan hal itu diminta merahasiakannya.
“Hehh,,, apa?? Aku tidak salah dengar kan??” Tanya Tatsuki.
“kamu tidak salah dengan kok Tatsuki.san.” Ujar Inoue.
“ya, sudah sekarang kita ke restoran Matsumoto saja, tidak jauh dari sini kok.” Ucap Tatsuki, Inoue pun mengendarai mobilnya menuju restoran Matsumoto tempat sebuah kejutan itu akan berlangsung.
-
Di restoran Matsumoto mulai dipenuhi para sahabat Ichigo dan Rukia, tidak lupa para keluarga pun datang.
Rukia dan lainnya tiba di restoran itu, mereka duduk ditempat yang suadah disiapkan, Rukia yang sedang cemas tidak menyadari keberadaan sekelilingnya yang telah dipenuhi teman-teman serta kerabatnya yang diminta Ichigo menhadiri ‘surprise anniversary’ itu. Tiba-tiba suara dari panggung kecil di depan Rukia membuatnya kaget.
“Selamat malam semua.......” Ucap Ichigo. “Terima kasih sudah menyempatkan hadir dipestaku.” Lanjutnya.
Rukia yang merasa mengenal suara itu lekas menoleh ketempat suara itu berasal. “I-ICHI-GO.” Ucpanya kaget dengan mata terbelalak.
“Disini aku ingin berterima kasih pada teman-temanku yang sudah membantuku untuk membuat surprise ini, tidak lupa aku ingin meminta maaf pada isteriku tercinta nyonya Kurosaki Rukia karena aku membuatnya cemas dan kecewa dengan tindakanku yang konyol ini.” Kata Ichigo dengan wajah yang sangat so sweet *bagi author.
Rukia yang melihat Ichigo tidak dapat menahan air mata bahagianya. Ichiru yang terbangun dari gendongan Renji hanya melihat bingung sekelilingnya. Renji pun menghampiri.
“Rukia, ini ku kembalikan Ichiru, maaf membuatmu cemas ini semua kerjaan suamimu itu.” Ucap Renji dengan senyum yang sedikit meledek.
Rukia yang sedari tadi cemas dengan Ichiru hanya menciumi dan memeluk erat buah hatinya itu.
“Rukia maafkan kami juga.” Seru Inoue dan Tatsuki, Rukia hanya membalasnya dengan senyum lega karena Ichiru yang di cintainya sudah kembali.
“Untuk tanda permintaan maafku aku ingin menyanyikan lagu untuk isteriku tercinta.” Seru Ichigo diiringi tepuk tangan semuanya, dan ia mulai memainkan gitarnya.”Vulnerable, lagu ini untukmu sayang.” Sambungnya.
Share with me the blankets that you're wrapped in
Because it's cold outside (cold outside)
It's cold outside
Share with me the secrets that you kept in
Because it's cold inside (cold inside)
It's cold inside

And your slowly shaking finger tips show
That you're scared like me so
Let's pretend we're alone
And I know you may be scared
And I know we're unprepared
But I don't care

Tell me, tell me
What makes you think that you are invincible?
I can see it in your eyes that you're so sure
Please don't tell me that I'm the only one that's vulnerable
Impossible

Ichigo berjalan memghampiri Rukia, Rukia yang sedang duduk menyambut uluran tangan Ichigo mereka pun bernyanyi bersama. Ichiru yang tidak mau ketinggalan menghampiri kedua orangtuanya, Ichigo merangkul tubuh mungil Rukia dan menggendong Ichiru. Mereka bernyanyi dengan gembira.

I was born to tell you I love you
Isn't that a song already?
I get a B in originality
And it's true I can't go on without you
Your smile makes me see clearer
If you could only see in the mirror what I see

And your slowly shaking finger tips show
That you're scared like me so
Let's pretend we're alone
And I know you may be scared
And I know we're unprepared
But I don't care

Tell me, tell me
What makes you think that you are invincible?
I can see it in your eyes that you're so sure
Please don't tell me that I'm the only one that's vulnerable
Saat jeda dalam bernyanyi Ichigo membisikkan sesuatu di telingan Rukia. “Rukia, i’m vulnerable without you, beside me so don’t ever leave me. I love You.” Bisik Ichigo.
“I Love You too, Ichi-.” Kata-kata Rukia terpotong ketika ciuman lembut Ichigo mendaran dibibir mungilnya, iya hanya tersenyum dengan rona dipipinya.

Impossible

Slow down girl -- you're not going anywhere
Just wait around and see
Maybe I am much more you never know what lies ahead
I promise I can be anyone, I can be anything
Just because you're hurt doesn't mean you shouldn't bleed
I can be anyone, anything, I promise I can be what you need

Tell me tell me
What makes you think that you are invincible?
I can see it in your eyes that you're so sure
Please don't tell me that I'm the only one that's vulnerable
Impossible

Semua orang bertepuk untuk Ichigo dan Rukia serta Ichiru. Saat mereka selesai bernyanyi rukia memberikan pengumuman pada semua.
“Perhatin semua.... aku sangat berterima kasih untuk hari ini ini adalah sebuah ‘SURPRISE ANNIVERSARY’ yang sangat mengagumkan. Aku juga mempunyai berita baik untuk semuanya terutama keluargaku. Saat ini keluarga kecil kami akan mempunyai anggota baru.” Jelasnya.
Ichigo yang mendengar kabar membahagiakan itu langsung mencium dan memeluk isterinya. “Rukia, apa benar Kurosaki junior akan segera hadir??” Tanyanya, Rukia hanya membalas dengan anggukan kecil.
“Ichiru, kamu akan jadi kakak nak.” Ucap Ichigo sambil memeluk anak pertamanya.
“Asiikkkkk,, Ichi jadi kakak.” Teriak anak kecil itu senag. Meeka yang hadir pada pesta tersenyum bahagia, dam satu persatu dari mereka mengucapkan selamat pada Rukia.
Byakuya yang sedari tadi terdiam menghampiri keluarga kecil itu. “Kurosaki selamat ya.” Ucapnya dengan senyum kepada adiknya serta adik iparnya itu. “Ichiru sekarang sudah jadi kakak.” Ucapnya sambil mengelus rambut orange Ichiru.
“Iya, paman aku jadi kakak.” Katanya dengan senyum. Mereka semua pun menghabiskan malam itu dengan kebahagian terutama untuk Ichigo, Rukia dan Ichiru.
Ichigo love Rukia forever with everlasting love.

-FIN-

UANG

Sekali-kali nulis puisi yang agak-agak berbau kapitalis boleh dong, dari judulnya aja sudah agak gimana gitu yah.. Yang pasti uang bukan segalanya namun segalanya kadang membutuhkan uang :D Ahahah okelah silahkan dibaca puisinya.. :)

UANG

Siapa yang tak tahu benda kecil yang berniai ini?
Semua orang pasti mengenalnya..
Bahkan, menyukainya..
Tak perlu munafik, akupun menyukainya..

Benda kecil yang sangat berharga dan bernilai tinggi..
Semua orang membutuhkannya..
Dengan uang, hampir semua keinginan kita akan terpenuhi..
Tapi tidak untuk masuk surga, kau takkan mampu membeli surga sebanyak apapun uang yang kau punya..
Uang juga tidak dapat membeli kebahagiaan..

Uang..
Uang dapat menjadi sahabat namun jangan salah dia juga dapat menjadi musuh besar hidupmu..
Apalagi jika kau terlena karenanya..
Karena benda ini, orang rela melakukan apapun untuk mendapatkannya..
Realitanya, kita memang tidak dapat hidup tanpa uang..
Bahkan jika kau berkata cinta itu segalanya..
Hei itu bodoh, apa kau dapat mengenyangkan perutmu dengan cinta??
Karena uang, tak sedikit orang dan oknum-oknum tertentu rela menggadai harga dirinya bahkan kehormatannya..
Semua karena benda kecil ini, koin dan kertas yang dapat hilang dan rusak..
Wahai uang betapa berharganya kau dimasa ini..

Uang.. Kau itu bagaikan monster kecil dengan kekuatan yang luarbiasa..
Dengan keeksotikan dan daya tarik sendiri..

Dan kalian wahai manusia..
jangan mau dipertuhan oleh benda ini..
Gunakanlah uang pada jalannya..
Dan dapatkanlah uang dengan cara yang berkah..
Karena taakkan ada yang abadi dan manusia itu tak pernah puas..


Money is everything but.. Everything is not money ;)
Take care yourself, with money..
Manfaatkanlah dan gunakan sebaik mungkin..

Dan ingat bagi kau yang berimpah uang.. "Memberi takkan dapat membuat miskin bukan".. Berbagilah ;D

- Cikadev

KARIN'S LIFE Chapter II


Pagi yang cerah menyambut hariku, seperti biasanya aku bangun duduk di pinggir ranjangku dengan rambut acak-acakan yang keren sambil mengumpulkan nyawa sebelum menuju kamar mandi dan bersiap ke kampus, pagi ini aku ke kampus sendiri tidak seperti biasanya bersama Candra, dia ada kelas sore soalnya. Beberapa menit terlewat aku beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Selesai sudah rapi-rapinya kini aku menuju ruang makan disitu hanya ada mama saja, Karen dan papa sudah berangkat lebih pagi.
“Pagi ma..” Sapaku yang turun dari tangga.
“Pagi sayang.” Senyum pagi dan kecupan hangat dari seorang ibu memang lebih indah dari mentari pagi. “Cepat kamu makan, biar gak terlambat.” Ingatnya. “Siap bos.”
Aku makan ditemani mama, “Mam,” seruku. “Kenapa rin?” Tanya mama. “Hari ini aku pulang agak sore deh kayaknya.” Kataku.
Mama sedikit memicingkan matanya, “Hmm.. kok pulang sore mulu si? Kemarin pulang malam.”
“Iya aku ada tugas mam, dan mau cari buku dulu.” Jawabku dengan berjuta rayuan.
“Yasudah tapi ingat jangan malam-malam, bahaya lho anak perempuan pulang malam mulu, lagian apa kata tetangga.” Jelas mama.
Aku hanya mengangguk sambil menelan makananku. “Iya mama lagian memang aku perempuan?” Ledekku.
“Hus.. yah perempuanlah memang mama kapan ngelahirin anak laki-laki, kamu ini ada-ada aja.” Kata mama sambil tertawa.
“Ma, aku sudah selesai, berangkat dulu yah mama.” Aku berpamitan dan langsung keluar rumah.
‘Aduhhh.. bête banget pagi-pagi udah jalan, Karen si pake bawa motor mulu mana si jabrik enggak jemput.’ Ekuhku sambil berjalan menuju halte.

----

Siang menyambutku.. Rasa bosan juga begitu, aku merasakan kantuk, apa karena dosennya membosankan yah, ‘aduh.. lama sekali..’ Kurasakan ponselku bergetar ternyata ada sms dari si jabrik “rin, gw tunggu di Barel yah, nanti kita langsung cao aja ke rumah lo bête gw.” Isi smsnya. Aku mengetik diam-diam “Eh jabrik, gw mau pergi dulu cari buku.” Sms terkirim. “Ah ribet udah besok aja si, janji gw yang temenin.” Balasan dari Candra. “Emang lu lagi kenapa si?” Balasku lagi. “Udah jangan nanya mulu kayak pegawai baru nih.” Jawabnya. “Yeee, piggy jabrik.” Kataku. “Udah iya aja napa.” Katanya. “Hooh, iya, amin.” Sms balasanku mengakhiri percakapanku dengannya d isms.

2 jam mata kuliah yang membosankan ini berlalu, aku langsung keluar kelas dan menuju Barel. Aku melihat sesosok Candra yang sedang mendengarkan music sambil minum kopi. Aku berjalan perlahan dan… “Plakk…” “Aduhhhh… Eh, tembem sakit tau.” “Hahaha..” aku hanya tertawa.
“Brik pesenin gw dong moccacino.” Gak usah udah lo bikin di rumah lo aja nanti. “Lo kenapa si brik, cerita kek kalau ada apa-apa, aneh lo hari ini.” Seruku padanya.
“Gw putus mbem..” Katanya.
“Apa? Putus? Galau? Hahahahah…” Aku mentertawainya.
Dia hanya menutup mulutku dengan tangannya. “Jangan ketawa lo, kayak lo kagak aja tuh ama si itu tuh.” Candra membela dirinya.
“Wah kasar bawa-bawa dial oh yah.” Kataku.
“Udah ah gw mau pulang.” Ambekku.
“Eh, kok ngambek si lo yaelah udah berapa taun juga rin, masih nunggu? Ngarepin? Galau juga?” ledeknya padaku sambil menutupi tawanya.
Aku hanya cemberut dan menarik tasnya. “Udah buru dah pulang.” Candra pun berjalan sambil terkikih menuju tempat motornya diparkirkan.
“Rinn..” panggil Candra ketika kami berjalan menuju rumahku.
“Apaan..” kataku sambil teriak karena suaraku beradu dengan bisingnya motor Candra.
“Mau nanya tapi janji jangan ngambek apalagi marah.” Ucapnya dengan keras.
“Yaudah tanya aja.” Aku menjawab singkat.
“Kau masih menantinya?” Tanyanya tanpa menyebutkan nama seorang pun namun aku tau siapa yang ia maksud.
“Gak tau break, entahlah gw gak ngerti juga sama diri gw sendiri.” Teriakku, Ia hanya diam dan mempercepat laju motornya yang sebentar lagi sampai rumahku.
Beberapa menit kemudian kami sampai di rumahku, aku mengetuk pintu dan mama yang membukakan. “Karin, kamu gak jadi ke took buku?” tanya mama bingung. “Eh, ada Candra juga, ayo masuk.”
“Iya tante.” Katanya sambil bersalaman dengan mama.
“Gak jadi ma, nih abisnya ada yang pengen maen ke rumah katanya kangen sama mama.” Kataku.
Mama hanya tersenyum “Iya tante juga kangen nih sama kamu udah lama gak maen kan kalian ke sini, oh iya yang lain kemana?” Tanya mama sambil mencari sosok Guntur dan Kevin.
“Yang lain masih di kampusnya tante.” Jawab Candra.
“Oh begitu yasudah duduk dan istirahat dulu sana tante buatin minum sama makanan kecil ya.”
“Hehehe makasih tante…”
“Wooo, makanan aja lo gak galau.” Kataku dan mama tersenyum melihat tingkah kami.
“Eh, Jabrik by the way lo kenapa bisa putus?” tanyaku.
Candra diam dan mulai bercerita, “sebenernya gw juga bingung kenapa diputusin, kantanya gw tuh udah gak sayang sama dia gak care sama dia, katanya gw tuh maen game mulu lupa sama dia, terus kata dia juga gw lebih sayang sama lo orang daripada sama dia, padahal kan gw sayang banget sama dia.” Jelas Candra pnajang lebar.
“Lah, terus lo terima aja gitu diputusin?” Tanyaku heran dengan problemnya.
“Kagaklah, gw udah bilang kasih kesempatan gw tapi dia tetep kekeh minta putus.”
“Hmm.. Jangan-jangan dia punya cowok baru lagi.” Timpalku.
Candra hanya terdiam.. “Iya kali bosen dia sama gw kali ya.”
“Yeeeeh, bego.. Kenapa pasrah? Emang lo gak sayang sama dia? Tadi aja galau.” Aku mengeplak kepalanya karena kesal melihat tingkahnya, Candra memang cowok cuek dan childish.
Dia mengusap-usap kepalanya. “Terus gw harus galau berlarut, bertahun-tahun gitu kayak lo? Gw sayang sama diri gw sendiri lagian juga dulu gw pernah putus sama dia tapi dia yang minta balikan.” Katanya.
“Eh, udah gak usah bawa-bawa gw yah, gak usah ingetin gw sama hal itu, yaudah terus apa yang lo galauin sampe bête banget kayak tadi hah?” tanyaku dengan nada mengeras.
Candra membuka tasnya dan menunjukkan sesuatu kepadaku, “ini, nih yang bikin gw galau.”
Aku tercengang melihatnya. “APAAAA?? Ini?” Aku sungguh kaget dibuatnya, aku kira dia galau karena apa, ternyata yang ia galauin adalah sebuah surat teguran dari kampus. “Kok bisa?”
“Bisalah, kemaren gw sama teman-teman iseng coba nge-hack site di kampus eh kebobol terus ke lacak deh jadi kita dapat teguran.” Jelasnya.
Aku geregetan melihat tingkah anak ini “JABRIKKKK.. lo tuh yah, bisa gak si dewasa dikit, kalau lo dapet surat ini lo bisa dikeluarin dari kampus.” Aku menghantamnya dengan pukulan.
Ia menghindar dan berteriak kesakitan. “Aduh sakit woiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii..”
“Eh kalian ada paa kenapa berantem?” Mama datang membawakan minuman beserta cemilan untuk kami.
“Gak ada apa-apa kok mam, kami cumin bercanda.” Kataku sambil menginjak kaki Candra.
“Iya tante biasalah becandaan anak laki-laki.”
“Gw cewek.” Kataku.
“Laki.”
“CEWEK….”
“Sudah jangan teriak-teriak dong, yaudah jangan macam-macam tante tingal dulu yah.” Kata mama.
“Iya mam, tan.” Kata kami berbarengan.
“Candra terus ini gimana ini surat?” Kataku mengkhawatirkannya.
Dia hanya bersikap santai sambil memakan cemilan yang mama bawakan. “Selaw, udah beres.” Uangkapnya.
“Kok bisa?” Tanyaku penasaran.
“Iya tadi teman gw bikin alesan yang keren banget jadi yaudah deh beres walau kita dapet sanksi skorst si 5hari.” Jelasnya.
Aku hanya mendengarkan dan mengangguk-angukkan kepalaku, bagaimana bisa si bodoh jabrik ini santai sekali menghadapi dua masalah sekaligus. Aku bangga dan sedikit heran. “Ohh baguslah kalau begitu.”
“Iya udah makanya santai aja si.” Katanya.
“Hmm.. Iya deh iya, walau otak lo cuma setengah tapi salut deh.” Ungkapku yang benar-benar heran.
“Terus kenapa lo napsu banget maen ke rumah gw?” Selidikku.
“Ye kenapa gw cuma mau maen, gw kangen sama tante, sama Karin juga.” Kata-katanya mengecil diakhir kalimat.
“Maksud lo? Awas aja lo, baru putus mau godain kakak gw.” Belaku.
“Yee emang kenapa? Salah gitu dari dulu juga gw suaka sama dia tapi sayang aja udah punya pacar.” Katanya terus terang.
“Mau jadian sama Karen?” Tanyaku sedikit meledek.
Dia langsung menatapku. “Mau banget.”
“Sini gw bisikin.” Candra pun mendekatkan kupingnya. “Elo… Harus…”
“Iya harus apa?”
“Elo harus belajar ngaji dulu sana.. Hahahahhaha.” Kataku dengan puas mentertawakannya.
Dia pun tak sean mencubit pipiku. “Sialan lo rin.”
“Hahaha lagian gaya banget, naksir kakak gw.” Kataku.
“Iya udah iya ampun dah, tapi kan lagi musim tuh pacaran beda keyakinan.” Belanya.
“Pala lo dah, emangnya rambutan musiman.” Kataku dan kami tertawa bersama.
“Btw kenama orangnya?”
“Siapa? Karen?” Candra mengangguk. “Ngampus balik malam.”
“Yaaaaaahhh elaaahhhh rin.” Katanya dengan bête.
“Apa? Mau bête lagi gw gaplok lo.”
“Iya kagak. Emang gw elo, bête mulu, galau mulu.”
“Woooo.. suka-suka gw.” Keheningan ada dintara kami sesasat sampai akhirnya kata-kata Candra memecah keheningan.
“Rin..”
“Hmm…”
“Si Bimo apa kabar tuh ya?”
Aku tertegun, sudah lama sekali sosok ini tak hadir dihidupku. “Tau, mati kali.” Jawabku santai.
“Yakin tega lo liat dia mati?” Candra sedikit meledek.
Aku terdiam. ‘Mana mungkin aku tega, walaupun sempat aku menginkan ia mati tapi….’ “Ah udah berisik lo brik.” Kataku. Ponselku bergetar ternyata ada telpon dari Kevin.
“Halo vin..”
“Hey, lagi dimana? Sama si jabrik gak rin?” Tanya Kevin.
“Di rumah gw ni, iya lagi sama si jabrik ni.” Jawabku.
“Oh yaudah gw sama Guntur nyusul ya.”
“Siap pak.” Kataku dan Kevin menutup telponnya.
“Kevin mau kemari rin?” Tanya Candra.
“Yoi men.”
“Ngapain si, udah tau gw mau bikin lo nangis, kalau ada Kevin mah nanti gw diocehin iya.” Candra meledekku.
“Niat lo aja udah busuk, mana mungkin kejadian, sukur lo.”  Dan kami melanjutkan candaan gila kami sambil menunggu yang lainnya datang..


By : Cikadev 
TBC~